Oleh : Andrian Kausyar*
Mata ini menerawang jauh seolah tembus pandang dalam pikiran masih ingat tanoh tembuni nun jauh disana yaitu Kmp. Baru Takengon Aceh Tengah, pada Tahun 1972 penulis kelas 2 SD waktu liburan sekolah Ayah mengajak naik perahu ke Nosar waktu itu belum ada motor (angkot, labi-labi), kapal bot sudah ada rute Boom Takengon ke Bintang. Ayah memilih naik perahu maka perahu pun dipinjam ke Encu Aman Medah saudara kami. Perahu pun start belayar pelan-pelan didayung sampai tujuan Kmp. Nosar, Kec. Bintang.
Sepanjang pelayaran melewati Ujung Baro, Kala Pedemun, Bur Birah Panyang, Kmp. Toweren, Rawe, Kalang, Kala Telis, Teluk, Ujung Nosar, tiba di Kmp. Nosar sepanjang perjalan mendayung perahu diharapkan ketemu ikan terapung bila mendapatkan ikan terapung merupakan rezeki suatu kebanggan tersendiri.
Bulan Agustus hari itu nampak tanda-tanda angin yang berhembus terasa berbeda agak lebih dingin, angin lebih kencang hujan gerimis kecil (loding) pun tiba, para nelayan terlihat sibuk dan berangkat ke laut pertanda ikan depik (Rasbora Tawarensis) keluar dari rumahnya dekat loyang Muyang Perupi bersorak sorai riang kembira lari ketengah dan menyebar seolah menari nari kepingir mencari tempat yang bersih siap sedia ditangkap nelayan. Para nelayan masing-masing sudah mempunyai penyangkulen menyiapkan parangkat penangkap ikan, sebelum musim depik tiba para nelayanan membersihkan lokasi penyangkulen batu-batu tidak boleh ada lumut atau cendawan kotoran-kotoran disingkirkan karena ikan depik menyenangi tempat-tempat yang bersih penulis menyebutnya depik adalah Ikan Suci.
Ketika Ama kul mengajak penulis menginap dipenyangkulen senang bahagia sekali rasanya, jarak antara rumah dengan penyangkulen + 4 km jarak dari darat dengan penyakulen + 25 meter, kelihatan ikan depik bergerombolan berada dalam perangkap ikan maka pelan-pelan perangkap di angkat keatas ikan depik kena tangkap muge repel ilen depik nge iayon kuwan belanga tidak perlu dicuci karena ikan depik bersih dan suci cukup kasih asam garam dimasak dedah namanya sudah masak siap disaji u……wenak tenan itu baru namanya makan ikan depik makan sepuas puasnya, makan malam sesudah magrib depik kering di sangrai kedalam debu panas di bawah bara api sudah masak depik satu per satu di lepis (sentil) dengan jari dibuat cecah atau di makan begitu saja. Menjalang tidur depik mal (setengah kering) disate (pocok) sudah masak dimakan begitu saja berlanjut ke hari esoknya. Tahun berikutnya liburan sekolah ke Nosar lagi, penulis mengalami makan depik seperti ini dua kali selainnya makan depik sebagai lauk nasi.
Depik (Rasbora Tawarensis)
Ikan depik salah satu ikan khas yang tedapat di Danau Laut Tawar Dataran Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah. Ikan Depik ini berbentuk kecil memanjang hampir menyerupai ikan Belanak Padang Danau Singkarak banyak beredar mudah didapat di pasar tradisional Jakarta.
Ikan Depik adalah jenis ikan yang hanya hidup di Danau Lut Tawar. Ikan bersisik mengkilat yang memiliki panjang sekitar 8 (delapan) centi meter ini biasa dikonsumsi sebagai lauk makanan.
Asal ikan Depik menurut kekeberen cerita rakyat Gayo Lut (Legenda) puluhan tahun itu ada beberapa orang mungaro (memburu) rusa, giongen dari daerah Penarun, seorang diantaranya ditugaskan untuk masak nasi pada waktunya masak maka ia memasak, centong nasi dari batang kayu Geluni (nama kayu), ketika nasi mendidih hendak dibalik (sungke) dengan centong tadi kayu Geluni getahnya turut melekat ke nasi sehingga nasi berwarna hitam kehitaman sesuai punggung ikan depik, si petugas menanak nasi heran kenapa nasi berubah warna maka nasi dibuang ke danau berulang kali ke tiga kalinya nasi berubah menjadi ikan depik sampai sekarang terasa makan ikan depik cepat kenyang karena asal ikan depik dari nasi. Cerita kekeberen ini kami dengar waktu masa kecil dari Almarhum Sait, kejadiannya diwilayah Nosar dekat Bur Kelieten.
Dedesen
Ada aliran air dari atas gunung tentu bermuara ke laut aliran air tersebut dibuat dedesen dari bahan kayu papan + panjang 5 meter, lebar 1 meter, tinggi 60 cm, dasar dedesen batu kecil-kecil harus bersih menjadilah seperti tung panjang. Pada bagian depan ruangan yang mengarah ke muara dipasang perangkap berupa alat “Segapa”, sehingga ikan yang sudah masuk tidak bisa keluar lagi ke perairan danau.
Dedesen berfungsi menangkap ikan Depik (ikan suci), karena ikan Depik memiliki kebiasaan akan datang ketepian danau yang terdapat aliran air bersih untuk memijah dan melepaskan telur-telurnya pada musim tertentu, sehingga kebiasaan ini dimanfaatkan untuk menangkap ikan Depik melalui modifikasi terhadap jalur aliran air (fish way) bagi ikan Depik memijah. (Dedesen milik Aman Amir Genurun Menye Bintang tahun 1980 han).
Cara pembelian ikan depik ini memiliki takaran atau timbangan tertentu, bukan dalam bentuk kilogram, akan tetapi dalam bentuk “katok” dan “bamboo” (liter). Biasanya untuk takaran 1 (satu) “katok” berukuran 1 (satu) liter dan untuk ukuran 2 (dua) liter “bamboo”. Penjualan ikan depik terbagi dua yaitu ikan depik basah, dan ikan depik kering.
Memasak Ikan Depik
- Depik basah bisa disantan dipadukan rebung, dipengat dipadukan terpuk, di dedah, goreng telur, di buat peyek,
- Depik kering di sangarai dibuat cecah, macam jeng paduan gegarang.
Goreng dan di sambel, Pekasam, Di buat Terasi (belacan).
Cara buat Cecah
Lebih dulu ikan depik disangrai dalam debu dicuci dan digiling kasar, atau disangari dalam pengorengan dengan paduan cabe/cabe rawit, bawang merah, empan (andaliman : Simalungun Danau Toba) dan trong angur (terong Belanda) atau trong padul (tomat cherry).
Kini tidak adanya penyangkulen dan dedesen nelayan sekarang menakap ikan depik menggunakan Doran (jaring) doran juga telah diperkecil ukuran jaringnya, menyebabkan ikan depik yang masih kecil juga terjaring, penangkapan cara seperti ini membuat ikan langka kebanggaan orang Gayo terancam punah. Rasa ikan depik pun pahit karena perut ikan sudah pecah dan telur-telurnya sudah hilang kena jaring.
“Bila depik punah kusi i kalei mangan depik” anak depik pe nge meh i tengkami” kusih mi kite i perahi.
Nama-nama Ikan Danau Lut Tawar
- Bado (gabus)
- Bawal (ikan Mas)
- Depik
- Denung
- Eyas
- Iken Pedeh (sejenis Arwana)
- Ili
- Jejolong
- Kawan
- Keperas
- Mujahir
- Mut (lele)
- Sepat
- Peres
- Relo
Sayur-mayur dalam Bahasa Gayo
1. | Beyem | 19. | Taruk Jepang |
2. | Genjer | 20. | Taruk Petukel |
3. | Delah Niken (jamur) | 21. | Terpuk |
4. | Jembak | 22. | Tuwis |
5. | Gantang | 23. | Terong |
6. | Gegarang | 24. | Totet (jamur) |
7. | Kacang Buncis | 25. | Pisang Abu (jantar awal) |
8. | Kacang Ranting | 26. | Ulung Gadung |
9. | Kelowang | 27. | Ulung Pertik |
10. | Kol | 28. | Uah Jepang |
11. | Labu manis | ||
12. | Lumu (jantar lumu) | ||
13. | Memêr (jamur) | ||
14. | Nangka (jantar Nangka) | ||
15. | Rempon | ||
16. | Rukut | ||
17. | Sawi | ||
18. | Selada |
*Urang Gayo Tinggal di Jakarta