Banda Aceh | Lintas Gayo- Kumpulan mahasiswa yang bergabung dalam gerakan Gayo Merdeka dan GeRAM menyesali pernyataan Gubernur Aceh , tertanggal 5 November 2014 yang dimuat di media lokal, tentang “JK Tegaskan Tidak Ada Pemakaran di Aceh”.
Pernyataan gubernur telah membohongi publik, dan membuat masyarakat wilayah tengah, tenggara Aceh menjadi geram kepada Gubernur. Seharusnya Gubernur sadar, Jokowi-JK menang bukan di wilayah asal Gubernur tetapi menang di wilayah tengah tenggara Aceh, sebut Safutra Rantona, aktifis Gayo Merdeka, Kamis (6/11/2014), dalam keterangan Persnya.
Menurutnya, Jokowi-JK jelas-jelas didukung oleh wilayah tengah dan tenggara Aceh. Maka dari itu kami meminta imbalan balik atas dukungan tersebut, untuk percepatan pemekaran Provinsi ALA, ujar alumni FISIP Unsyiah ini.
“Seharusnya Gubernur Aceh memandang Aceh jangka panjang. Seperti halnya Jawa yang memiliki banyak provensi tapi mereka akur. Malah ironis bila kita Gubernur serta elit-elit politik seperti mengharamkan soal pemekaran, namun tidak pernah mampu membangun Aceh secara berkeadilan,” sebutnya.
Hal senada juga disampaikan Jawahir Syahputra, aktifis GeRAM, tidak sepantasnya Gubernur Aceh berbicara seperti itu, tanpa mempertimbangkan emosional masyarakat ALA. Hal ini dapat menimbulkan persepsi yang salah dari para aktivis ALA.
“Seharusnya Gubernur Aceh mempertimbangkan masalah konflik yang lalu yang mana daerah wilayah tengah tenggara Aceh juga ikut merasakan dampaknya,” sebut Jawahir.
“UUPA bukan ayat al-qur’an, tetapi undang-undang yang bisa dirubah dan dapat dijudial review. Maka dari itu kami meminta Gubernur mengklarifikasi pernyataan yang telah disampaikan kepada publik, ujar alumni Sekolah anti korupsi Aceh ini. (LG 13)
rakyat pesisir itu memilih prabowo karena takut akan adanya DOM lagi, tetapi para elit politiknya tetap mendukung jK dari belakang, ini politik bung kepentingan lebih besar lebih didahulukan