CALON rumah sakit rujukan untuk wilayah tengah Aceh ini, memang lokasi strategis. Berada di Blang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Sejak tahun 2009 sudah mulai dikerjakan, namun tidak kunjung tuntas. Kini bagaikan sarang hantu, bersemak belukar, jadi sarang tikus dan menjadi kawasan bermain ular.
Ada apa dengan RSU rujukan yang menjadi “sarang hantu” ini? Rumah sakit dengan konsultan nasional ini merupakan rumah sakit tahan gempa. Untuk merampungkan dan menjadi RSU rujukan membutuhkan biaya Rp 120 milyar (perkiraan tahun 2009).
Namun dana yang dikucurkan ke sana tidak setiap tahun ada. Anggaran yang bersumber dari Otsus Aceh, belum ada jaminan kapan RSU ini bisa dimanfaatkan. Targetnya 15 tahun sudah rampung. Hingga 2014 baru Rp 30 milyar dari total anggaran sesuai neraca tahun 2009. Pada anggaran 2015, pemerintah Aceh kembali tidak mengangarkan dana Otus untuk RSU ini.
“Benar anggaranya sesuai dengan perhitungan konsultan nasional pada tahun 2009, mencapai Rp 120 milyar. Dananya bersumber dari Otsus. Namun dana ini tidak setiap tahun ada,” sebut Hardi Yanis, kepala RSU Datu Beru Takengen, Senin (3/8) menjawab Waspada.
Akibat dana tidak setiap tahun ada, bangunan yang sudah dikerjakan disiram hujan dan dibakar matahari. Lokasi RSU yang belum jelas kapan dipergunakan ini juga bersemak belukar. Lima tahun berjalan, kondisi pembangunanya masih memprihatinkan.
Sementara dilain sisi, pemerintah Aceh “kewalahan” menghabiskan dana, bahkan ada yang harus dikembalikan ke pemerintah pusat. Belum diketahui apa pertimbangan Pemda Aceh sehingga kurang serius mengangarkan dana.
Pembangunan RSU itu baru 25 persen dari target yang akan dicapai. Bila keseriusan Pemda Aceh seperti yang sudah menjadi sejarah selama ini, tidak setiap tahunya ada anggaran, 10 tahun ke depan belum tentu rampung pembangunanya
“Kini sudah ada kabar gembira,” sebut Hardi Yanis,” LSM KWF dari Jerman sudah melakukan MoU dengan Pemerintah Aceh dan Pemda Aceh Tengah tentang kelanjutan pembangunan RSU.”
“Benar kita sudah tanda tangani kontrak dalam bulan Juli ini. RSU rujukan untuk wilayah tengah akan dibangun Jerman sampai dengan selesai. Bila nanti telah selesaikan dan siap untuk dioperasionalkan, akan diserahkan ke Pemda,” sebut Nasaruddin, Bupati Aceh Tengah yang Waspada minta keteranganya secara terpisah.
“Semoga dengan hadirnya RSU rujukan ini kelak, masyarakat yang berada di beberapa kabupaten rujukan tidak lagi harus ke luar daerah untuk berobat. Tentunya selain menghemat biaya, juga sanga membantu masyarakat,” sebut bupati.
RSU ini, menjadi rujukan untuk kabupaten, Aceh Tengah, Bener Meriah Gayo Lues dan Nagan Raya. Bila pembangunanya mengandalkan cicilan Pemda Aceh dengan Otsus, sulit dipastikan bisa diselesaikan sesuai target.
Dengan hadirnya LSM KWF dari Jerman, yang juga pernah memberikan bantuan saat tsunami Aceh, geliat pembangunan RSU ini akan terlihat. Itu juga bila LSM KWF serius melaksanakan pembangunan yang akan dimulai pada tahun 2016.
Salah satu RSU di wilayah tengah, yakni Datu Beru menjadikan RSU yang dibangun LSM Jerman ini sebagai rujukan. Tempat berobat rakyat kawasan Gayo Lut ini, senantiasa berbebah. Bahkan Datu Beru sudah memenuhi standar akredetasi internasional, Join Comission Internasional( JCI).
RSU ini telah memenuhi aturan akreditasi sesuai dengan hasil penilaian. Bahkan di sana sudah memiliki 24 dokter spesialis, 27 dokter umum. Ini salah satu RSU, yang akan menjadikan kawasan Bebangka yang dibangun LSM Jerman sebagai rujukan. Harapan rakyat pedalaman Aceh, negeri dalam lintasan awan sudah saatnya memiliki RSU rujukan. (Bahtiar Gayo/Waspada Rabu 5/8/2015)
berita terkait : RSU Blang Bebangka Bagai Sarang Hantu