Takengen | Lintas Gayo– Satu keluarga ini pasrah ketika batu yang lebih besar dari ukuran rumah, disertai tanah berlumpur, terbang diatas kepala mereka. Dentuman keras, “ duuuummmm” menggelegar.
Batu besar yang ketinggianya mencapai 50 meter dengan lebar sekitar 30 meter itu, melesat jatuh ke Danau Lut Tawar. Duuuummmm semburan air mengudara setelah dihempas batu “raksasa” ini. Sementara bebatuan yang mengikuti batu besar itu bertaburan berlarian bersama tanah.
Batu batu yang menyusul batu besar inilah yang menimpa Hermansyah beserta istri dan anaknya yang masih berumur 4 tahun. Teriakan Darlina, meminta tolong diantara gemuruh amukan ala mini membaha di sela gunung pinus itu.
Keluarga Hermansyah yang tertimpa musibah di Utung- Utung, Kebayakan, Aceh Tengah, Sabtu (22/4/2017). Mereka bertiga terkena gempuran batu bersama sepeda motor GL Pro yang mereka kenderai.
Hermansyah yang terkena bebatuan, berusaha melepaskan diri dari gempuran tanah dan bebatuan ini. Walau tubuhnya luka berusaha mencari keluar dari perankap maut itu, untuk meminta pertolongan pada manusia yang lewat di sekitar musibah. Sementara teriakan Darlina terus menggema, tanggisan Win Sabandi, buah hati mereka menambah hingar bingar diantara reruntuhan longsor itu.
Bantuan datang. Ada beberapa orang yang naik dari pinggiran Danau Lut Tawar ke lokasi korban berteriak. Sementara dari arah timur jalan, juga datang manusia yang mempergunakan ruas jalan ini tutur Hermansyah, ketika dijenguk di RSU Datu Beru Takengen.
Pemancing dari danau ini beserta manusia lainnya memberikan pertolongan. Ada yang mengangkat batu diantara himpitan tubuh. Ahirnya mereka dilarikan ke Puskesmas Bintang untuk mendapatkan perawatan medis.
Kejadianya begitu cepat dan diluar perhitungan, ketika kami sampai di tikungan itu, kami melihat ada bunyi batu beradu diatas gunung. Tak mampu kami mengelak atau memutar kenderaan. Batu besar yang turun tari gunung melesat cepat persis diatas kepala, sebut Darlina yang kini masih terbaring di RSU Datu Beru.
“Ahirnya kami melompat dari atas kenderaan. Bebatuan dan tanah menimpa kami. Saat itu kami sudah pasrah atas kehendak Tuhan,” sebut Hermansyah yang masih tergiang ditelinga dan memorinya bagaimana dahsyatnya musibah itu.
Kini ketiga korban ini dirwat di RSU Datu Beru. Sementara di bawah ketiga korban saat tertimpa reruntuhan itu, di bibir danau ada dua bersaudara yang sedang mancing. Satu dari mereka, Irfan Andika (adik Erwin Kadis Cipta Karya), hingga berita ini diturunkan masih belum ditemukan yang diperkirakan tertimbun diantara bebatuan besar.
Sampai hari ketiga pencarian korban yang hilang, diperkirakan tertimbun longsor diantara bebatuan besar di pinggir danau itu, masih terus dilanjutkan. “ Atas permintaan keluarga, kami tetap melanjutkan pencarian pada hari ini,” sebut Jauhari, kepala BPBD Aceh Tengah.
Korban yang masih dicari itu, saat kejadian sedang memancing ikan bersama abang iparnya. Abangnya berhasil selamat walau harus mendapat perawatan medis, setelah dia berenang ke tengah danau, sementara Irfan, yang berlari ke tebing di pinggir danau diperkirakan tertimbung longsor. ( Kayu Kul/ Red LG)