Lantas apa yang mebuat orang datang ke Oregon?. Jawabannya adalah Eksotikanya dengan pemandangan hamparan dua Kabupaten penghasil kopi Arabica terluas di Asia, Takengen dan Redelong. Bagiku, perjalanan kali ini bukan yang pertama. Tapi sudah yang kesekian kalinya. Pernah menaiki roda empat, dua, bersepeda dan berjalan kaki.
Minggu, 27 Agustus 2017, kami berangkat enam orang. Sekeluarga.Saya sebagai kepala rombongan alias guide dengan empat perempuan. Istriku dan tiga anak perempuanku, terkecil kelas tiga sekolah dasar . Serta seorang keponkanku Alwin. Kami sudah mulai terbiasa menghabiskan akhir pecan di hari minggu dengan berjalan kaki sekitar 5-8 kilometer diseputaran Takengen melewati jalan jalan di perkebunan kupi.
Saya menyebut kegiatan ini dengan “Wisata Murah Jalan Kaki”.Olah raga sekaligus mengenalkan keindahan alam Dataran Tinggi Gayo yang merupakan anugerah Allah yang tidak terhingga.
Selepas subuh, biasanya saya berbelanja dulu ke pagi Paya Ilang membeli sedikit snack, kawan nasi dan buah. Perjalanan dimulai dari Paya Serngi.
Dari Paya Serngi melewati Tamidelem, Gunung Bukit hingga ke Kampung Paya Reje. Suasana masih pagi (Eber –eber) . Melewati setiap kampong di gayo, dipastikan akan didapati bekas gardu jaga di pinggir jalan.
Gardu jaga malam adalah saksi bisu dari konplik dahulu yang kejam. Nyawa, darah, harta hingga menjadi debu adalah kisah yang mengisi berita setiap hari. Agar saat jaga diketahui yang datang musuh atau kawan, sebelum magrib, sandi jaga untuk malamnya diambil dahulu dari pos BKO diseputar Kampung. Bisa pos TNI atau Polri (Brimob).
Jika saja gardu gardu ini bisa bicara, sungguh dia bisa dipakai menjadi saksi dari aksi para pihak yang bertikai dengan korban sipil dikalangan rakyat yang paling banyak menderita. Melewati kampong Paya Reje menuju Oregon, tak ada lagi rumah penduduk. Kecuali rumah kebun tempat petani mengaso dan biasanya tidak ditinggali.
Kami istirahat sejenak, setelah berjalan hamper dua kilometer. Kawasan Paya Reje adalah Kampung tua dengan penghasilan utama warga disana kopi. Kampung Paya Reje sendiri berada di kaki bukit.
Teringat kisah yang diceritakan bang Muchsin, seorang warga Paya Reje yang kini bermukim di Lampahan Bener Meriah. Dikatakan bang Muchsin, dulu , orang tuanya bekerja di perkebunan Belanda di daerah Blang Gele.
Setiap pulang bekerja, para pekerja kebun ini akan digeledah Belanda. Belanda melarang pekerja membawa kopi keluar karena takut dikembangkan warga . Belanda hanya mewajibkan warga menanam dan meminum kopi geste (robusta).
Tidak kehilangan akal, orang tua Bang Muchsin memakan buah kopi. Buah kopi yang sudah merah, rasanya manis. Saat diperiksa Belanda, tentu saja tidak ditemukan kopi yang sudah diseludupkan di bagian perut.
Orang tua bang Muchsin,(saya lupa namanya), kemudian menunggu biji kopi ini keluar lewat buang air besar, lalu menanamnya di daerah Paya Reje.Belanda bisa saja menjajah fisik warga tapi tidak mampu menjajah akalnya. Salah seorang keluarga bang Muchsin adalah dr. Munadi yang kini mengambil spesialisi kesehatan bidang jantung
Meski hamper semua kebun penduduk sudah diganti dengan kopi arabica, tapi masih ada batang kopi robusta yang tumbuh tak terawat dan diperkirakan sudah berumur lebih 30 tahun.
Sejak dari Kampung Paya Reje, jalan sudah mulai mendaki dan terus mendaki hingga tembus ke jalan KKA.Di kawasan ini hingga puncak tertinggi di Oregon, sudah ditanami kopi. Meski sebagian terlantar karena konplik atau sebab lain.
Hal ini pula mengisyaratkan bahwa , hamper semua lahan disini sudah ada pemiliknya. Walau tidak lagi dikerjakan. Dalam bahasa gayo hal ini disebut, “Belang berpancang, Uten bertene”. Artinya, tidak ada lahan kosong lagi.Kepemilikan lahan ini walau tidak dikerjakan diwariskan secara turun temurun.
Di sebuah lokasi di daerah Paya Reje sebuah alat berat terlihat sedang tidak bekerja di ketinggian. Menurut PS (Pemuda Setempat) alat berat ini membuka jalan baru dari dana aspirasi seorang anggota DPRK.
Meski si anggota DPRK berasal dari wilayah Tiga. Tapi pembukaanjalan di wilayah satu . Pembukaan jalan konon bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan banyak. Entahlah. (Bersambung)
Oregon, Pemandangan Indah Dua Kabupaten Gayo (3)
Terkait :
Oregon, Pemandangan Indah Dua Kabupaten Gayo (1)