Takengen | lintasgayo.com – Opening ceremony ajang Gayo Alas Mountain International Festival (Gamifest) yang digelar di Lapangan Musara Alun, Kota Takengen, Aceh Tengah, Provinsi Aceh dinilai belepotan dan menuai kritikan.
“Kegiatan opening ceremony Gamifish terkesan asal jadi. Gaung internadional, tapi bercorak kampungan. Sebagian stand tendanya bocor, becek di mana-mana padahal dana yang digelontorkan Rp5 milyar,” kata Satria Darmawan aktivis di Aceh Tengah, Sabtu (15/9).
Selain itu lanjut dia, sangat disayangkan leading sektor penyelenggaraan kegiatan dari provinsi Aceh ini terkesan tidak melibatkan warga lokal. Pihak panitia mengambil alih kegiatan secara penuh dengan mengabaikan kearipan setempat.
“Sangat disesalkan EO yang dipercayakan provinsi kami nilai kurang profesional. Sehingga Gamifest kali ini banyak ditemukan kekuranggannya. Tamu yang dihadirkan diacara open ceremony semalam sepertinya tidak ada yang dari pusat, tapi cuma pejabat dari provinsi dan kabupaten,” ungkapnya.
Secara terpisah Elmansyah Putra, seorang jurnalis di daerah kopi itu, juga menyesalkan lemahnya koordinasi pihak panitia dari provinsi dengan awak media yang bertugas di sana.
“Publikasi sangat minim. Pihak panitia provinsi seolah melupakan pentingnya peran media terhadap kegiatan ini. Ya mau apalagi?! Kita selaku tuan rumah terpaksa jadi orang asing di negeri sendiri,” sesalnya.
Sampai berita ini diturunkan belum diperoleh keterangan resmi terkait kritikan dan keluhan masyarakat Gayo Lut ini dari panitia kegiatan Gamifest. (leuserantara.com)