Takengon |lintasgayo.com – Perlu keterlibatan Pemerintah Aceh dan Pusat agar danau Lut Tawar tetap lestari dan dapat menjadi sumber pengihidupan bagi masyarakat dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Hal tersebut disampaikan Bupati Shabela Abubakar dihadapan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah di sela pembukaan Seminar Tata Kelola Pemerintahan, Jum’at (30/11/2018) di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon.
“Terus terang Pemkab Aceh Tengah tidak punya kemampuan keuangan dan SDM yang memadai untuk mengelola danau kebanggaan masyarakat Gayo ini,” ujar Shabela.
Diketahui danau Lut Tawar selain menjadi sumber kehidupan nelayan juga merupakan salah satu lokomotif pariwisata yang ada di daerah penghasil kopi itu.
“Jika kawasan dan ekosistem danau Lut Tawar ini terus terganggu atau bahkan rusak bukan masyarakat Aceh Tengah saja yang rugi, namun beberapa wilayah Aceh akan mendapat dampaknya,” tambah Shabela.
Saat ini aliran danau ini menjadi sumber pembangkit energi listrik PLTA 1 dan 2 yang diproyeksi menghasilkan 86 megawatt dan mampu mencover arus listrik disebagian wilayah Aceh.
“Oleh karena itu, kami harapkan perhatian Bapak Plt Gubernur dan jajaran terkait bersama-sama mendorong pemerintah pusat turut memberi perhatian terhadap pengelolaan danau Lut Tawar,” pungkasnya.
Seminar sehari tata kelola pemerintahan di Takengon dihadiri Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendargi RI dan sejumlah pejabat SKPA. (Mik/LG010)