Redelong| Lintasgayo.com – Aksi protes terhadap pemberian izin tambang PT Emas Mineral Murni (EMM) di Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Selasa (9/4/2019) berujung ricuh.
Kericuhan di picu oleh tuntutan Masa aksi yang tidak terpenuhi. Seribuan mahasiswa dari berbagai kampus di aceh meminta untuk bertemu PLT Gubernur Aceh, Nova Iriansyah guna menyampaikan tuntutan mereka untuk mencabut izin PT Emas Mineral Murni (PT EMM).
Menanggapi hal ini, Aktivis Gayo Merdeka Muhammaddinsyah mengatakan dirinya menyesalkan sikap PLT Gubernur yang memilih untuk mendampingi Menteri ESDM, Ignasius Jonan, untuk meresmikan sejumlah proyek kelistrikan di wilayah Aceh l, dari pada mendampingi Masa Aksi di Banda Aceh.
“PLT Gubernur itu milik Rakyat Aceh, Bukan Milik Jakarta. Seharusnya ia mendampingi kawan kawan yang berdemo di Banda Aceh bukan malah memilih mendampingi menteri dalam acara yang tidak terlalu penting pula”. Ungkapnya
Muhammaddinsyah menambahkan sebagai orang nomor satu di Aceh, PLT Gubernur harusnya lebih mementingkan kepentingan rakyat aceh dari pada perintah pemerintah pusat.
“Ribuan mahasiswa yang hadir di Kantor Gubernur pagi tadi (Selasa, 9 April 2019) untuk menolak kehadiran PT EMM adalah bentuk kecintaan Rakyat Aceh kepada Negerinya. Pak Nova harusnya ada disana mendampingi mereka, bukan malah pergi dan membiarkan aparat keamanan membubarkan masa”. Tambahnya
Muhammaddinsyah menambahkan tindakan penembakan Gas Air Mata, Watercanon juga kekerasan terhadap Masa yang hadir sebagaimana Video yang beredar di media media adalah tindakan yang mencederai demokrasi.
“Membubarkan masa dengan Gas Air Mata, Mobil Watercanon juga kekerasan bukanlah solusi dan merupakan tindakan yang mencederai demokrasi. Seharusnya PLT gubernur lebih paham bahwa yang hadir adalah generasi penerus Aceh dan yang mereka inginkan pun hanyalah bertemu dengan Gubernur mereka”. Tutupnya (Ihfa/Red)