Ine (ibu) engkau bukan hanya sebagai ibu dan sekaligus sebagai ayah buatku. Tanggungjawab ayah dalam mendidikku telah engkau pikul sendiri. Kepakan sayabmu yang sudah “patah” sebelah tidak membuat engkau surut dalam mencurahkan kasih sayangmu.
Bagiku engkau adalah wanita Tangguh. Tidak kenal lelah, apapun engkau lakukan demi diriku. Ine engkau malaikat yang tak bersayap.
Kamu tahan “ganasnya” tantangan alam dalam menyuapi kasih sayangmu. Sepengetahuanku, engkau adalah wanita tegas dan mandiri sejak Ama (ayah) pergi selama lamanya meninggalkan dunia ini 2013.
Sejak itu engkau menjadi ibu sekaligus menjadi ayah buat kami (aku dan abangku). Kami mengantikan peran sebagai kepala rumah tangga sekaligus menjadi ibu yang penuh kasih sayang buat anak-anaknya.
Engkau seorang petani dan pendidik yang honorer, engkau mengayunkan parang dan cangkul melanjutkan perjuangan Ama.
Ineku juga sebagai pendidik honorer di Kampung kami. Daku tak tahu sejak kapan Ine mengajar di pendidik anak-anak usia dini(TK). Yang aku tahu akau dan abang pernah menjadi murid Ine. Bahkan kata orang-orang waktu bayi, engaku bawa diriku mengajar bersamamu.
Namun ada linangan air mata ketika melihat wajahmu yang sudah mulai lelah, sampai kini engkau masih berstatus honor. Daku pernah mendapat kabar dari Ine, Ineku lulus pada ujian PNS Panselnas 2013,tapi sampai sekarang belum menerima SK dan NIP.
Bahkan Ine tak pernah mendapatkan honor yang pasti. Kadang dalam beberapa bulan hanya mendapat honor Rp 200 ribu. Namun Ine tetap melaksanakan tugasnya, tetap berkumpul dengan anak didiknya, semuanya dilakukan dengan ihlas.
Alhamdulillah di ahun 2017 ine diangkat menjadi guru kontrak daerah, sampai kapan ineku akan menjadi guru kontrak daerah. Allah maha mengaturnya. Semua ketentuan hidup sudah digariskan yang maha kuasa, seperti Tuhan telah mengambil kembali kepadanya ayahku yang tercinta.
Walsu status ineku dan harus mengejar ke kebun demi menghidupiku, namun Ineku tetap ceria di depan anak didiknya. Ineku senantiasa tersenyum, anak anak didiknya senantiasa dekat denganya, sehingga membuat daku sedikit cemburu.
Ineku meninggalkan semua pekerjaan rumah dan ladangnya ketika harus menjalankan tugas sebagai guru. Sering aku terpikir, terbuat dari apa hati ine yang begitu sabar dan iklas menjalani semuanya.
Bukan hanya mengajar di TK dan ke ladang, Ine juga membagi waktunya mengajar anak anak TPA membaca Alqur,an.
Bagiku Ine adalah sesosok yang sangat luar biasa. Mengajar walau sudah cukup lama tidak jelas statusnya, apakah akan menjadi PNS, berkebun, kuliah, mengurus anak, bahkan sering mencari ongkosan (bekerja serabutan mencari upah).
Sering daku bertanya “untuk apa ine melakukan semua ini?. Dengan lembut Ine menjawab. Anaku, Ine enggak punya cukup harta untuk selalu beramal. Semoga apa yang Ine lakukan, menyampaikan swdikit ilmu yang Ine punya, ada amal, ada bekal ine untuk diakhirat.
Jawaban Ine yang selalu kuingat dan tergiang di telingaku. Ine bagiku engkau manusia hebat dan Tangguh.
Tak ada yang bisa membalas kasih sayangmu. Meski dunia dan isinya akan kuberikan berikan untuknya. Semoga engkau tetap tabah ineku.
Tulisan ini saya persembahkan khusus untuk ineku tercinta,malaikat tak bersayap yang melahirkanku ke dunia. Mendidikku, memberikan kasih sayang ibu sekaligus ayah. (Ifa Zahra fadhila) *** Santriwati Ponpes Al-Huda, Jagong jeget, Aceh Tengah.
Comments are closed.