“Kesehatan itu penting dan mahal harganya. Ketika kita sakit, kita baru merasakan mahalnya makna sehat,” sebut Ustad Kamaruddin pimpinan Ponpes Al Huda Jagong.
Menurut Kamaruddin, Kesehatan itu merupakan nikmat terpenting setelah nikmat Iman dan Islam. Pimpinan Ponpes ini merasakan beberapa hari menjadi penghuni RSU Datu Beru Takengon, dia harus meninggalkan santrinya, demi mendapatkan layanan kesehatan.
Ketika ditemui penulis usai ustad ini menjalani perawatan di RSU Datu Beru Takengon, medio Februari lalu, Ponpes Al Huda ini mengakui banyak pelajaran yang dia peroleh selama dia menjalani perawatan medis di RSU Datu Beru.
Sebelum berangkat ke RSU ustad Kamaruddin sempat menghadiri acara disekolah , dia terlihat baik-baik saja padahal sudah beberapa hari sudah jatuh sakit. Ustad ini menderita penyakit appendektomi harus segera di operasi.
Tidaklah mudah sebagai pimpinan ma’had meninggalkan sang istri di rumah dalam keadaan repot yang luar biasa, mengurus anak-anak yang masih kecil dan juga mengurus para santri.
“Setelah mengantongi surat rujuk dari dr. Junaidi, saya bertemu dengan salah satu PNS di RSU, yang begitu ramah dan terlihat sangat perhatian. Namanya Helmi Fuadi Amk. Saya ditemani oleh beberapa ustadz dan juga kakak saya,” sebut Kamaruddin.
Setelah semalam menginap di RSU. Paginya ustad ini, mulai mendapatkan perawatan yang lebih intensif untuk menjalani operasi. Dia melihat para petugas medis bekerja dengan ramah dan sopan, sehingga sang ustad merasa nyaman.
Operasipun berjalan lancar, bahkan dokter yang memimpin operasi, dr Gurnarwin, selain ramah dan santun, juga senantiasa memberi semangat. Sikap ini membuat pasien tegar dan nyaman dalam menghadapi operasi dan paska operasi.
“Ketika seseorang berbuat kebaikan dengan ikhlas, tidak akan mengharapkan imbalan walau hanya sekedar kata “terimakasih. Mereka terus berbuat kebaijkan dan memberi manfaat untuk orang lain,” sebut ustad.
Banyak makna yang didapat sang ustad ketika dia menjalani perawatan medis di RSU Datu Beru. Ketika sebuah pekerjaan diserahkan keahlinya, maka akan menghasilkan kebaikan. Akan bermanfaat kepada orang lain.
“Apapun pekerjaan itu hendaknya dilakukan dengan tulus, ihlas dan menguasai. Kemahiran seseorang yang diiringi keihlasan akan menghasilkan sebuah karya yang baik dan bermanfaat kepada mahluk lain,” jelasnya.
Kita perlu mencontohnya, sebut sang ustad, sebagaimana sabda Rasulullah ketika ditanya pekerjaan apa yang paling utama? Rasulullah menjawab , pekerjaan yang didasari iman dan memberi banyak manfaat pada manusia.
Ketika sang ustad sakit, dia merasakan bagaiman ihlas petugas medis menjalankan tugasnya. Mereka memang ahli dibidangnya. Semoga ke depan pelayanan kepada masyarakat semakin membaik, harap ustad.
Ustad ini sudah memaknai bagaimana ihlasnya manusia yang professional dalam tugasnya, akan menghasilkan karya yang baik. Oleh karenanya apapun pekerjaan itu ditekuni, dihayati dan dilakukan dengan ihlas, akan menghasilkan kebaikan.
Karena sebaiknya baiknya perkerjaan adalah dilakukan dengan ihlas dan bermanfaat untuk mahluk lainya.*** Ratnawati, Murid Ponpes Al Huda Jagong.
Comments are closed.