Kreatif, Peternak Lebah Gayo Kembangkan Jenis Hibrida Apis Carena dan Apis Melifera

Muhammad Darassalam, peternak lebah dari Kampung Tingkem Bersatu

Beternak lebah adalah profesi yang memiliki prospek cerah. Kebutuhan akan madu belum bisa dikatakan tercukupi, hal tersebut terbukti dari besarnya permintaan madu dipasaran baik dahulu sampai sekarang. Tentu saja, madu yang dimaksud bukanlah madu kemasan yang telah melalui berbagai proses di pabrik, melainkan madu murni tanpa campuran yang terbukti khasiatnya bagi kesehatan manusia.

Kecamuk pandemi Covid19 seperti membawa berkah tersendiri bagi peternak lebah dipenjuru negeri, permintaan dan penjualan madu lebah asli meningkat dibandingkan sebelum pandemi, hal tersebut tidak terlepas dari manfaat madu sebagai penjaga stamina dan daya tahan tubuh.

Muhammad Darassalam ( 30 ) adalah salah satu peternak lebah asal Kabupaten Bener Meriah yang terbilang sukses. Peternakan lebahnya tersebar di tiga lokasi yaitu di Kampung Panji, Batin Wih Pongas, dan Tingkem Bersatu. Profesi yang digelutinya sejak 2017 berdampak positif dalam meningkatkan ekonomi keluarga kecilnya. Jatuh bangun meniti usaha peternakan lebah miliknya, banyak kendala yang dihadapinya diawal – awal membentuk usahanya, seperti, minimnya modal dan pengetahuan tentang lebah. Namun seiring berjalannya waktu, dengan pengalaman dilapangan, keuletan dan kerja kerasnya, kini Darassalam telah menikmati hasil jerih payahnya. Omset hingga puluhan juta perbulan ia dapatkan dari penjualan madu, koloni lebah, peralatan peternakan lebah, juga pundi – pundi rupiah yang ia raup dari partisipasinya memberi pelatihan yang lazimnya diinisiasi oleh pemerintah.

Tak cukup sampai disitu, kini Darassalam mulai melakukan inovasi – inovasi diruang berpikirnya dalam bentuk eksperimen mandiri. Terbaru, Darassalam sedang mencoba membuat benih lebah hibrida perpaduan lebah jenis lokal Apis Carena dengan lebah impor jenis Apis Melifera yang terkenal produktif menghasilkan madu.

” Sedang tahap percobaan, siapa tahu berhasil, saya ingin memadukan kedua jenis lebah ini, siapa tahu nanti bisa menghasilkan lebah dengan banyak keunggulan, misal, lebih produktif menghasilkan madu, lebih jinak dan tahan terhadap penyakit maupun perubahan iklim,” ucap Darassalam saat Lintas Gayo.com berkunjung ke peternakan lebah miliknya.

Lebah lokal jenis Apis Carena dan lebah impor jenis Apis Melifera dalam satu frame stup

Darassalam menjelaskan bahwa eksperimennya belum finis, sementara ini ia baru berhasil pada tahap menggabungkan kedua lebah tersebut dalam satu frame stup tanpa menimbulkan konflik antara dua jenis lebah, lebah – lebah tersebut mampu hidup berdampingan bahkan saat mencari madu untuk kemudian dikumpulkan dalam frame stup yang sama. Namun Darassalam optimis bisa mewujudkan keinginannya sampai finis.

Kendatipun demikian, menurut Darassalam, setiap eksperimen bisa saja berdampak positif maupun negatif. Dalam hal ini, Positif bila lebah yang dihasilkan lebih produktif, kemudian potensi dampak negatifnya adalah mengganggu spesies asli lebah lokal, namun masih sebatas prediksi.

Darrasalam mengaku, ia melakukan eksperimennya secara mandiri. Bahkan usaha yang digelutinya ia bangun secara mandiri tanpa campur tangan Pemerintah sedikitpun. Seiring waktu, setelah usahanya mulai berkembang, ia sering menerima tawaran dari pemerintah guna mengisi berbagai pelatihan – pelatihan beternak lebah yang diinisiasi pemerintah melalui beberapa instansinya.

” Mandiri, percaya diri sendiri, kemampuan diri sendiri, jika rajin belajar dan mempraktikan langsung apa yang dipelajari, In Sha Allah apa yang diharapkan akan terwujud, kalau tidak banyak ya sedikit. Terlalu berharap pada pihak lain tidak dianjurkan, karena rentan dengan rasa kecewa pada akhirnya,” ucap pria yang sering dipanggil Syeh itu setengah tertawa. [ Syah Antoni ]

Comments are closed.