Sebuah buku bertajuk “72+…….Jema, Mereka Yang Terpilih” akan segera terbit menambah dunia pustaka ke-gayo-an yang sejauh ini masih “miskin dokumentasi”. Siapa penulisnya ? dan bagaimana isi buku tersebut ?, berikut sebagian hasil wawancara Lintas Gayo dengan sang penulisnya, Hamaddin beberapa waktu lalu.
Dia kelahiran Aceh Tengah, 13 Maret 1973 putra Abdurrahman Kasim dan Alm Siti Amran adalah sosok pegiat dan peneliti Budaya Gayo, demikian di dikenal rekan rekannya. Ayah satu orang anak ini adalah tenaga pendidik di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Bener Meriah.
Hamaddin, lelaki sarat prestasi ini sudah memulai bakat menulisnya sejak tahun 1991. Kurang lebih sudah 295 artikel pernah di tulis dan menghiasi sejumlah media terbitan lokal dan nasional dalam bentuk opini dan artilkel, diantaranya di harian Kompas, Waspada, Harian Republika, Tempo, Tiras, Serambi Indonesia, Analisa, Harian Sumatera dan media lainnya.
Selain tulisan, bebrapa buku karya alumni MAN 1 Takengon ini telah beredar luas diantaranya Catatan Orang ( kumpulan Opini ) Rineka, Jakarta, 1997, Zamrud Khatulistwa 1999, Visiklopedi Negeri Antara ” gere i Betih Kati Gere Mukale ” penerbit Pustaka Media- Bandung 2005, dan yang termutahir yang akan di luncurkan adalah buku berjudul “Menguak Mutiara Terpendam ” edisi Visiklopedia Negeri Gajah Putih.
Penulis dengan riwayat pendidikan MIN 1 Kota Takengon, MTSN 1 Takengon dan MAN 1 Takengon ini kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui jalur UMPTN dengan spesifikasi jurusan Antropologi pada fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) di Universitas tersebut.
Inilah yang kemudian menggugahnya untuk menjadi seorang peneliti dan pengamat sosial budaya. Selain aktivitasnya sebagai seorang tengaga pendidik Hamaddin juga di beri kepercayaan untuk menjadi salah satu Dosen di Universitas Gajah Putih Aceh Tengah.
Hamaddin sempat mengungkapkan tujuan dari di terbitkannya buku 72+…….Jema (Jema, bahasa Gayo berarti orang) adalah individu yang memiliki sejarah dan talenta yang membawa Gayo sedikit dapat lebih berbangga memiliki individu yang di anggap super dalam versi yang di tulis oleh Hamaddin yang akan terbit dalam waktu dekat ini.
Point lainnya adalah untuk menunjukkan kepada generasi Gayo di era bagaimana mereka dituntut harus dapat lebih survive menghadapi tantangan zaman. Mereka dapat menoleh kebelakang bagaimana pendahulu mereka juga mampu menembus jaring-jaring kompetitif yang mengharuskan mereka memiliki kemampuan yang lebih untuk dapat bertahan di tengah puting beliung kemajuan dunia abad ini dan mereka harus menghadapi sama halnya individu Gayo yang sukses menghadapi hal tersebut dengan berbagai polemik dan tantangan yang memang tak mudah, namun harus di hadapi.
Sosok muda yang juga digenal dengan nama Hamaddin Gatra ini juga mengungkapkan bahwa metode yang di pakai dalam penulisan buku ini adalah metode konflik atau dia menyebutnya sebagai metode Bola Salju, dengan mengatakan seorang tokoh yang sangat berjasa besar dalam perkembangan Gayo dulu hingga kini dengan harapan akan muncul sanggahan yang akan mencuatkan tokoh lainnya yang kemungkinan luput dari kajian karna tidak adanya tulisan tentang sosok tersebut.
Dia berharap akan banyak tokoh-tokoh lainnya dengan pengkajian terhadap ketokohan mereka gunakan melengkapi data yang lebih akurat, tepat dan efesien.
Tulisan yang bermuatan individu individu (jema) yang telah berbuat baik langsung atau tidak langsung untuk mengharumkan Gayo dalam setiap detik perjalanan sejarah Negeri Antara baik dalam tataran pergaulan daerah atau nasional sebagai komponen yang langsung atau tidak adalah bagian dari pada perjalanan sejarah Negeri Peteri Bensu ini.
Siapa tokoh-tokoh Gayo terpilih pilihan Hamaddin dalam buku terbarunya tersebut, kita tunggu saja. (Ozi OPC)
Pas pedeh ya, sebelum pilkada ni kenake nge nguk kami baca. Penting ya woy, kati enti kite salah pilih lagu siseni..
Aqu sering baca opini bang dia, yang paling menarik pernah saya baca makalah dia tentang karakter masyarakat Gayo judulnya Ukang Oger – Ogeren. Sangat kritis dan analitis. Aqu doa-n semoga dia tetap kritis dan terus menulis tentang Gayo. Kami tunggu buku terbarunya…..
Mohon informasinya bila buku oya nge terbit. Kami denem kin sudere2 ni ama kami i tanoh Gayo.Thanks…..
Hammadin, sosok yang cerdas dan tak bisa diam. Jurusan Antropologinya di USU, membuatnya bisa mengekplore gayo secara luas secara ilmiah. Karyanya banyak diterbitkan tentang banyak hal. Jika berbicara dengannya, waktu tak terasa berlalu demikian cepat. Dalam buku ini, Hammadin memunculkan masyarakat Gayo yang ternyata banyak dipakai di berbagai instansi dan perusahaan besar Indonesia. Bahkan mereka yang pernah kuliah di luar negeri pada awal berdirinya Negara Ini. Buku ini semoga memacu generasi sekarang untuk tidak malas dan bekerja keras demi martabat Gayo. Semoga..