Hilangnya Ruh Pancasila

Oleh Khairul Rijal*

Tetesan keringat, darah dan sebilah bambu runcing yang menjadi senjata merupakan simbol dari perjuangan pahlawan yang tiada hentinya berjuang untuk mempertahankan nama bangsa kita Indonesia, dengan satu tujuan yaitu merdeka. Ini merupakan rentetan dari terbentuknya bangsa kita melalui proses yang cukup lama sejak zaman kerajaan  Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan datangnya para penjajah yang berusaha menggerogoti potensi alam negeri ini. Timbullah perjuangan dari para pejuang bangsa untuk mencari jati diri bangsa ini dengan misi merdeka, dengan bentuk karakter, sifat dan cirri khas yang berbeda para pendiri bangsa menyatukannya dalam satu rumusan yang sederhana namun mendalam yang tertata dalam lima prinsip (lima sila) yang dinamakan Pancasila. Pada tanggal 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya bapak negara kita Soekarno membacakan rumusan Pancasila.

Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pandangan hidup dan menjadi alat pemersatu bangsa, nilai yang tertera pada lima sila tersebut merupakan idiologi yang patut menjadi tameng pertahanan bangsa dari harkat dan martabatnya. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya Pancasila patut dikemas dalam segala aspek totalitas hidup bernegara baik pemimpin bangsa, pengaruh Pancasila begitu besar terhadap bangsa, Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan. Jadi rumusan Pancasila oleh para pendiri Negara ini diambil dan disarikan dari kekayaan budaya bangsa sendiri. Maka dari dari fakta obyektif secara historis kehidupan berbangsa tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Pancasila yang terkandung dalam ketuhanan yang maha esa, persatuan Indonesia, kemanusiaan yang adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Memiliki arti luas dalam kehidupan bernegara, arti yang terkandung dalam Pancasila perlu direnungi dan diamalkan oleh para pemimpin bangsa, baik yang duduk dipemerintahan pusat maupun daerah.

Seiring berjalannya waktu sampai apa yang terjadi dan kita rasakan pada bangsa kita saat ini, menurut penulis ruh Pancasila yang tertanam pada benih nilai yang bermuara pada Pancasila seolah hilang dan terlupakan, ini benar terjadi dari gejolak yang terjadi pada bangsa kita saat ini. Bagaimana tidak jika kita telusuri dari gejolak permasalahan yang terjadi secara umum sungguh menjatuhkan bangsa kita dimata dunia saat ini. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk sebuah peradaban, yang betujuan untuk mencardaskan kehidupan bangsa, mencetak kader umat yang bermoral,cerdas, berkarakter, berkepribadian dan bermental. Tujuan dan harapan dari pendidikan ini malah jauh melenceng dari koridor yang ada, seperti yang kita ketahui maraknya pecandu narkoba dan obat-obatan justru dialami dan didominasi oleh para murid dari tingkat menengah keatas, tauran antar pelajar dan masyarakatpun justru semakin bertambah dan menjadi budaya yang tak bisa dihilangkan, ini menandakan bahwa nilai yang tertera pada Pancasila yang menjadi dasar negara seolah tidak memiliki peran dalam membentuk generasi bangsa.

Para pemimpin yang kita harapkan bisa menjadi contoh dan menjadi panutan malah melakukan hal yang tidak diinginkan publik, seperti korupsi yang datang silih berganti tanpa ada kepastian hukum dan belum menemukan titik terang, saat ini bangsa kita jauh dari nilai yang tertera dalam Pancasila, dampak yang terjadi saat ini adalah tidak ada kesejahtraan yang pada bangsa kita, dampak ini justru dialami oleh masyarakat, tingkat kemiskinan semakin bertambah, persatuan bangsa kita semakin rapuh, tigkat kriminal justru semakin menjadi-jadi. Menurut penulis ini semua terjadi karena hilangnya ruh yang ada pada nila-nilai Pancasila. langkah yang diambil saat ini adalah menjadikan Pancasila sebagai dasar yang menjadi alat pemersatu bangsa, bukan hanya teori yang dihapalkan tapi selayaknya kita sebagai warga yang menjadi cermin bangsa mengamalkan nilai Pancasila. Pemerintah dan pemimpin bangsa juga harus membangkitkan ruh Pancasila yang hilang. Dengan menanamkan nilai tersebut dalam kepemerintahannya, jika nilai Pancasila dilakukan dengan hati nurani yang bisa mengontrol prasaan dan emosi tidak menutup kemungkinan bangsa kita akan bangkit dari keterpurukannya. Dengan langkah ini ketegasan pemimpin bangsa sangat dibutuhkan demi tercapainya ketuhanan yang maha esa, persatuan Indonesia, kemanusiaan yang adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia lima sila yaitu Pancasila.

                 

*Penulis Adalah Mahasiswa Fakultas Agama Islam Muhammadiyah Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.