Terkait pementasam tari Saman kolosal dengan 3000 orang penari yang diselenggarakan di Banda Aceh atas inisiatif Kodam Iskandar Muda, Aceh yang dimaksudkan untuk memecahkan rekor Museum Republik Indonesia (MURI) (22/12). Sejumlah elemen masyarakat mengajukan protes karena Saman adalah milik Urang Gayo.
Salah seorangnya Yusradi Usman al-Gayoni, pemerhati kebudayaan Gayo berdomisili di Jakarta (23/12) menyatakan pihak MURI harus memahami persoalan historis-kultural yang ada di Aceh sebelum memberikan rekor. “Saman berasal dari dan punya orang Gayo,” tegas Yusradi.
Dikatakan Saman karena geraknya harus mencirikan tari Saman yang sebenarnya, bersaāer/berbahasa dan berkostum adat Gayo, ditarikan laki-laki, dan sebaiknya ditarikan orang Gayo. Orang Gayo dari perspektif sejarah, bahasa, nilai, dan budaya tambahnya lagi, juga berbeda dengan Aceh. Suku Gayo adalah orang yang asli dan pertama mendiami Aceh. Jangan sampai kesalahan tersebut, membuat orang Gayo marah, seperti halnya tayangan Legenda Saman di TPI (MNCTV sekarang) beberapa waktu lalu.
“Tayangan tersebut, sangat melecehkan orang Gayo sebagai empu/pewaris Saman. Juga, menyesatkan sejarah Saman dan etnik Gayonya sendiri,” kata Yusradi
Selama ini, lanjut Yusradi, orang di luar Aceh hanya melihat Aceh sebagai entitas tunggal, bukan entitas jamak. Padahal, di Aceh tidak sebatas dihuni suku Aceh, tetapi ada suku Gayo, Singkil, Tamiang, Kluet, Aneuk Jameuk, Simelue, dan lain-lain dengan identitas dan simbol etnik-historis-kultural yang berbeda satu sama lain. Meski secara tidak langsung, orang Aceh jangan lagi melakukan klaim dan pembenaran historis-kultural, terlebih terhadap suku Gayo. Kalau ini tetap terjadi, kemungkinan konflik sosial, korizontal, dan komunal akan terjadi di Aceh.
Yusradi mencontohkan soal Raqan (Rancangan Qanun) Wali Nanggroe yang dibahas di DPR Aceh. Secara spontas, raqan ini ditolak keras di tanoh Gayo. Karena, Raqan ini jelas-jelas tidak menghormati suku-suku non-Aceh.
“Banyak sekali masalah yang tidak dan belum terselesaikan di Aceh. Terlebih, soal keadilan yang diterima suku-suku minoritas di Aceh,” ungkap Dosen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah ini.
Hal tersebut akan semakin memudahkan mencuatnya konflik baru di Aceh. Di sini lain, klaimisasi historis-kultural dan ketidakadilan yang terjadi, akan semakin menguatkan eksistensi dan āperlawananā orang Gayo. Demikian halnya dengan suku-suku minoritas lainnya yang ada di Aceh. Yusradi mengharapkan agar Pemerintah Gayo, terutama Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dapat bertindak tegas terkait persoalan ini. Disamping itu, Pemerintah Gayo harus melakukan upaya yang lebih dalam menyelamatkan, merawat, dan melestarikan peradaban Gayo. (alg)
mudah ea memecah aceh ni.liat dri cra generasinya yng hncurn cara berfkirnya……
kepada rekan-rekan orang gayo tercinta,mari kita jawab tantangan kejadian ini dengan kerja yang lebih bermakna, terutama kerja di bidang budaya sehingga gayo lebih dikenal luas di indonesia n dunia. Kepada teman2 orang aceh, mari lebih mengenal dan menghargai saudara dekat kita orang gayo. Kita semua sama, manusia yg punya perasaan, sama menjadi hamba di hadapan Tuhan.
Alah, itu saja di ributin, kalau tidak terima Tari Saman Kolosal itu di mainkan dengan cara seperti itu, ya udah, buat saja tarian saman yang dimainkan oleh orang gayo dengan 4.000 pemain lengkap dengan baju gayonya,,, kan merebut rekor MURI lagi mengalahkan 3.000 penari. gampangkan….
Itu aja di ributin, yang ada perang saudara (SARA).
Dan yang harus di ingat, jika terjadi perang suku (misalnya antara suku Aceh dan Gayo), maka yang memancing kerusuhan/perang itu, akan hidup aman di jakarta atau di daerah lainnya, sementara yang menjadi korban hanya warga yang tinggal di Gayo dan Pesisir Aceh.
Sudahlah, jangan pancing emosi orang lain hanya karena keegoisan kalian…. biarkan masyarakat hidup aman dan tentram.
saya lihat di sini, yang bersangkutan coba meluruskan, bukan menunjukkan keegoisan. dan saya pikir wajar, karena yang bersangkutan dari dan tinggal di Gayo: tahu, paham, dan merasakan masalahnya. jangan-jangan, Anda yang egois (membiarkan hal yang salah). saran saya, sebaiknya anda belajar dulu lebih banyak soal Gayo sebelum berkomentar, khususnya soal Saman dan Gayo Lues.
Apa yang anda katakan ini adalah ciri khas omongan manusia yang lahir ditemukan di tong sampah, tidak memiliki asal-usul dan tidak memiliki penghormatan apapun pada seni budaya yang dikembangkan oleh nenek moyangnya.
Di sini yang kami persoalkan adalah, soal HAK kami pemilik tari SAMAN yang telah dicaplok oleh Aceh.
Siapa yang anda sebut sebagai pemicu perang suku?…penulis artikel ini?
Dia ini cuma menuliskan apa yang dirasakan orang Gayo, sementara yang membuat orang Gayo demikian adalah Aceh.
siapa sih bang Win alias alg itu?
Win apa Al Gayoni?…kalau Yusradi itu osen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah bergelar master Ekolingusitik. Dia juga bekerja sebagai staf ahli anggota DPD asal Aceh.
Kalo Win gayo saya tidak kenal…
owh, berarti ‘alg’ itu Al Gayoni ya š
Wah, padahal orang dalam di pemerintahan DPD (pernah dibicarakan hal ini dengan orang2 yg terkait masalah seni ini) atau hanya tulisan yang panjang yang akhirnya berujung debar kusir? semoga ada jalan terbaik untuk tulisan ini yang perlu perhatian khusus. Saleum
@buat entah,,siapapun anda…anda ini sepertinya orang yang tidak pernah belajar adat istiadat sehingga anda terlahir di dunia ini tampa adat dan budaya,,bodoh sekali anda ini,,saya kasihan dengan anda ini. pasti waktu sekolah dulu anda tidak pernah belajar PPKN..
@win wan nur : “Apa yang anda katakan ini adalah ciri khas omongan manusia yang lahir ditemukan di tong sampah, tidak memiliki asal-usul dan tidak memiliki penghormatan apapun pada seni budaya yang dikembangkan oleh nenek moyangnya”
Apakah komentar anda diatas menunjukan bahwa anda orang yang berbudaya?? apa dengan komentar anda ini tidak mempermalukan SUKU GAYO lain yang memang punya tata krama??? jangan-jangan anda adalah Musang berbulu domba untuk orang gayo….
@gayo asli : apakah itu watak SUKU GAYO yang dengan gampang menghujat pendapat orang lain dengan kata2 BODOH…., seakan-akan hanya anda yang PINTAR…
salam,
Anak Indonesia Suku Aceh
kalau anda merasa tersinggung dengan kata2 saya silah-silahkan saja,siapa yang tidak marah kalau ada meremehkan suku dan budayanya,, kalau anda merasa kata2 bodoh itu menyakitkan berarti memang benar anda belum begitu paham arti budaya dan adat istiadat,,
hahaha…., menyakitkan??? sama sekali tidak, hanya lucu saja melihat komentar anda, Tari Saman memiliki merupakan perwujudan cita rasa yang sangat tinggi dari para endatu masyarakat gayo itu saya akui, sama seperti cita rasa yang sangat tinggi juga dari tari seudati dari masyarakat aceh pesisir atau tari-tari lain yang ada di nusantara, tetapi melihat komentar-komentar yang ditampilkan oleh orang-orang yang mengaku berasal dari suku Gayo, dengan mengeluarkan hujatan, cemoohan terhadap suku lain serta menganggap suku lain lebih bodoh. saya jadi ingin bertanya, inikah wujud prilaku yang anda dapatkan dari memahami inti ajaran yang terkandung dalam tarian tersebut??
@ Dupa
Omongan anda ini adalah omongan khas MALING yang terpergok mencuri, mulai menggonggong entah apa-apa. Selebihnya tak ada apapun yang perlu ditanggapi dari semua omong kosong yang anda sampaikan.
@ win wan nur : Ha…ha…ha…, geli juga membaca tanggapan anda win…, bisa diperjelas, yang mana komentar saya yang khas maling yang terperogok???
saya mengerti kenapa anda tidak menanggapi komentar saya karena anda memang tidak bisa menjawab inti dari pertanyaan yang saya ajukan….hahaha….,ternyata pikiran anda tetap kerdil seperti yang dulu…. hahaha…..
saya sendiri mungkin memang orang yang kurang mengerti tentang sejarah nenek moyang saya sendiri,, tp saya tidak akan pernah senang jika ada orang lain mengklaim budaya saya sebagai budaya mereka… kita tunjukkan loyalitas kita terhadap budaya kita…. jika ini kita biarkan,,maka ingat,,10 s/d 20 tahun kedepan orang gayo akan kehilangan saman… anak cucu kita tidak akan mengerti esensi dari saman itu sendiri,, karena kebodohan kita di era sekarang membiarkan orang lain mengklaim budaya kita.. jadi,, kita harus tetap memperjuangkan budaya kita…. masalah yg lain,seperti pembangunan dan infrastruktur,,pendidikan,,ekonomi dan bahkan politik sudah ada yg mengurusi masing2… mari kita tunjukkan loyalitas kita terhadap gayo…
sebagai informasi,, kami mahasiswa gayo di malang jawa timur tidak pernah senang dengan yang namanya pencaplokan budaya,, dan disini km tetap melestarikan budaya saman dan mensosialisasikannya kemasyarakat disini..trima kasih
Semangat membangun dan melestarikan budaya adalah tugas dan kewajiban bersama sebagai WNI. Akan tetapi proses pembiaran dan penyesatan akan mengaburkan asal-usul budaya tersebut. Generasi setelah kita akan tercemar dengan ketidakpastian dan bingung akan budayanya dan bertanya-tanya kan jati dirinya. Budaya kita yang menggampangkan yang pelik dan membuat pelik yang gampang marilah kita jauhkan dari keseharian kita. Letakkan sesuatu pada haknya. Kita kembalikan pada WATAWA SAUBIL HAQ…
dari kecil yg aq tau tari saman yg sering di tv dari aceh … kalo yg di gambar itu tari saman gayo ,simple
gara2 tak terima dgn penyebutan tarian saman masyarakat aceh gayo mikirin ini itu ,masyarakat aceh lain udah mikirin kemajuan di bidang lain ,kapan gayo mau maju ,udah 13tahun aq gak pulang ke gayo ,sampai skrng sedikit sekali perubahan jika di bandingkan daerah2 lain krn masyarakat terlalu bnyk yg dipahami ,terlalu bnyk membandingkan ,terlalu bnyk protes ini protes itu .(pengalamanku semenjak bersama org gayo ,terlalu bnyk kumpul2 ngobrol panjang lebar)
talk less do more . ayo majukan gayo bkn dgn bnyk protes ,tapi dengan melakukan suatu hal baru meskipun hal yg kecil
salam dari org gayo campuran kalimantan
dari kecil yg aq tau tari saman yg sering di tv dari aceh … kalo yg di gambar itu tari saman gayo ,simple
gara2 tak terima dgn penyebutan tarian saman masyarakat aceh gayo mikirin ini itu ,masyarakat aceh lain udah mikirin kemajuan di bidang lain ,kapan gayo mau maju ,udah 13tahun aq gak pulang ke gayo ,sampai skrng sedikit sekali perubahan jika di bandingkan daerah2 lain krn masyarakat terlalu bnyk yg dipahami ,terlalu bnyk membandingkan ,terlalu bnyk protes ini protes itu .(pengalamanku semenjak bersama org gayo ,terlalu bnyk kumpul2 ngobrol panjang lebar)
talk less do more . ayo majukan gayo bkn dgn bnyk protes ,tapi dengan melakukan suatu hal baru meskipun hal yg kecil
perubahan di Gayo tetap ada, tidak sesubjektif yang anda katakan. anda saja yang kurang melihat dengan realistis, objektif, dan jujur. termasuk, kurang paham prihal sejarah, adat, dan budaya Gayo. dalam hal ini, soal sejarah, nilai-nilai, dan aspek budaya yang dikandungi Saman. kira-kira, yang sudah anda lakukan dan berikan untuk Gayo apa ya? jangan asal ngomong
sabar sob…
sebenernya gw bangga dengan pemecahan rekor tersebut. dengan begitu ada upaya2 pendukungan dan upaya pelestarian tari saman itu sendiri. dan ini lah patokan unesco dalam menilai keberlanjutan saman. secara substansi gw ga liat pementasan kemaren tp kita coba berpikir dingin. bahwa ini adalah salah satu usaha positif pelestarian saman.
Ya nanti kita lihat saja orang menarikan tari pendet Bali secara kolosal dengan bahasa dan Cawat PAPUA. Dan kita lihat apakah orang Bali akan senang itu disebut tari pendet.
btul…bahkan klo seandainya tari sedati dimainkan oleh suku jawa dengan memakai pakaian adat jawa,, bahasa jawa,dan memakai blankon… apa rekasi orng aceh….
melihat dan mengamati kejadian yang terjadi di aceh dalam berbagai aspek sendi2 kehidupan bermasyarakat, banyak hal yang menjadi fenomena2 “kriminalitas” pihak mayoritas terhadap minoritas, saya melihat banyak hal yang diambil, dianggap dan di absyahkan sebagai kepunyaan ataupun daya cipta dan kreasi kaum mayoritas, kl kita lihat asal-usul nya jelas hal2 yang diklaim sebagai kepunyaan, dan hak milik itu merupakan kepunyaan dan hak milik minoritas, dan diini ada upaya dari oihak mayoritas melegalkan segala hal untuk mendapatkan pengakuan bahwa sesuatu itu merupakan hak kaum mayoritas yang ada diaceh….ini jelas tidak adil dan tidak mempunyai etika dan martabat yang baik…krn kelaukan seperti ini sama dengan kelakuan kaum2 yahudi yang mengambil semua hak atas ilmu pengetahuan yang diciptakan oleh muslim2 dimasanya, demikian juga yahudi mencaplok wilayah palestina yang dianggap tanah yahudi yang akan dijadikan zionis..ini kan benar2 yahudi…kaum mayoritas diaceh adalah “muslim” katanya…..tapi kenapa cara pikir, cara pandang, dan cara-cara yang dipakai tidak beda dengan cara2 mereka yang ada disana..
seperti malaysia dan indonesia (mungkinkah rumpun melayu bertengkar sesama?)
Ass, Sahabat Gayo Mehe,
Saman merupan tari Tradisional yang melekat di Dataran tinggi Gayo. Terutama di Dataran Gayo Lues, Alhamdulilah Unesco telah memberikan hak patennya ke Pemerintah Gayo Lues Sebagai Tari Budaya Bukan Benda, jadi tari saman merupakan warisan dunia dan inilah yang belu terpublikasi kemasyarakat Gayo yang ada didunia maupun indonesia. jadi marilah kita sejenak bangga terhadap warisan itu, karena warisan budaya ( red.Sama gayo) adalah milik masyarakat Gayo secara luas.) mudah2han ini sebagai acuan.terimakasih, berijin mehe…save our art!
milik Aceh juga, asli orang Gayo dan jangan dicampuri dengan keaslian dari Aceh, begitu kan?
ow,,,bkan…sman tidak ada milik aceh… inii berbicara tentang budaya,,bukan teritorial