Banda Aceh | Lintas Gayo – Kedamaian Aceh kembali terusik, setelah 2 hari lalu terjadi pelemparan granat ke Seuramo Irwandi-Muhyan yang merupakan pusat posko pemenagan pasangan Bakal Calon Gubernur/ Wakil Gubernur Aceh di Pilkada Aceh mendatang.
Kali ini, Kamis (1/12/2011) sekitar pukul 20.00 Wib kembali terjadi pelemparan granat dan meledak di dekat Wisma Lamprit Banda Aceh yang hanya terpaut sekitar 100 meter dari Posko Seuramo Irwandi-Muhyan tersebut.
Sebanyak 3 orang menjadi korban terkena serpihan granat dan langsung dilarikan ke rumah sakit yang RSUZA yang juga tak jauh dari lokasi tersebut. dua korban tersebut merupakan pengunjung burger yang berjualan beberapa meter dari lokasi ledakan dan seorang lagi pengendara kenderaan roda dua yang kebetulan melintas.
Hingga berita ini diturunkan team keamanan dari Poltabes Banda Aceh masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Menanggapi kejadian ini, seperti dirilis The Atjeh Post, Kepala Polda Aceh Inspektur Jenderal Iskandar Hasan mengutuk perbuatan perbuatan menggranat yang terjadi dua kali dalam sepekan ini. “Saya mengutuk keras, itu perbuatan yang tak bertanggungjawab. Perbuatan pengecut dan tak punya hati nurani,” kata Iskandar Hasan.
Kepala Polda Aceh, mengatakan membentuk tim khusus untuk mengejar si pelaku sampai ditangkap. “Ini orang-orang yang tak punya rasa kemanusiaan. Perbuatan biadab. Telah menelan korban yang tak berdosa,” kata Iskandar lagi. “Rakyat Aceh harus bersatu menjaga perdamaian.”
The Atjeh Post juga memberitakan bahwa paska ledakan aparat kepolisian menutup jalan Teuku Nyak Arief dan mengalihkan rute melalui jalan belakang.
Sementara dari sumber Lintas Gayo, Win Fikri yang berdomisili di seputaran Ulee Kareng menyatakan suasana Banda Aceh tetap tenang. Warga beraktifitas seperti biasanya tanpa terp[engaruh dengan ledakan yang terjadi tersebut. “Saya malah baru tiba dari rumah setelah melihat ke TKP. Warga tampak biasa saja tanpa merasa terganggu atas kejadian tersebut,” kata Win Fikri.
Pun demikian, dirinya berharap agar kondisi aman Aceh tetap terjaga dan pelakunya bisa segera terungkap. (Miko/Windjanur/03)