Kekuatan komunikasi, khususnya online mulai terbukti efektif sebagai media bersilaturrahmi dan saling berbagi sesama Urang Gayo. Awwalin Naro misalnya, seorang pelajar SMAN Permata Bener Meriah mengalami tabrakan sesama pengendara roda dua beberapa waktu lalu di kawasan Bener Kelipah Kabupaten Bener Meriah, setelah satu malam tidak sadarkan diri di RSU Datu Beru Takengon di bawa ke RSUZA Banda Aceh. Kini dia masih terkapar tidak sadarkan diri.
Kedua orang tua yang mengantarnya ke Banda Aceh, tiba pada pukul 02.00 WIB Sabtu (10/12/2011) malam. Malam itu juga harus mendapatkan darah sebagai syarat teknis dilakukannya operasi. Menurut keterangan kedua orang tuanya Awwalin mengalami pendarahan di kepala dan patah kaki.
Upaya pertama yang dilakukan untuk mendapatkan darah adalah dengan menanyakan kepada tukang becak, namun karena hari masih jam 04.00 pagi tukang becak juga belum ramai. Setelah terduduk merenung di RSUZA, mereka teringat ada orang yang di kenal tinggal di Keudah Banda Aceh, pucuk di cinta ulam tiba kata pepatah, di depan rumah yang mereka kenal tinggal beberapa mahasiswa dari Bener Meriah dan Aceh Tengah yang sedang mengambil S2 Manajemen Pendidikan Unsyiah memberi jalan keluar dengan menelpon. Salah seorang Gayo yang berdomisili di Banda Aceh, Drs. Jamhuri MA.
Dari handphone (HP) milik Jamhuri tersebar SMS ke banyak Urang Gayo yang ada d Banda Aceh, dan salah satunya di kirim ke admin Facebook I LOVE GAYO. Pesan ini beredar dan ternyata mendapat respon yang baik dan mendapat sumbangan darah 2 (dua) kantong, satu diantaranya dari salah seorang Urang Gayo yang ada di Banda, Al-Juhra dan satu lagi melalui perantaraan seorang mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN ar-Raniry Banda Aceh.
Seorang member setia Facebook I LOVE GAYO di Banda Aceh, Fasta merasa peduli dan ingin menyumbangkan darahnya, namun karena berat badan tidak cukup, pihak Palang Merah Indonesia (PMI) tidak mengizinkan mendonorkan darahnya.
Lalu seorang anggota BRIMOB yang bertempat tugas di Kelapa Dua Depok, Nofa menelpon Jamhuri, dan menawarkan jasa kedekatannya dengan Kasat Brimob Aceh untuk menghadirkan sejumlah anggota Brimob Aceh melakukan donor.
Pukul 10.00 WIB darah yang sudah tersedia 2 (dua) kantong dirasa cukup, namun pada jam 17.00 WIB tiba-tiba orang tua Awwalin menelpon kembali, dengan menyebutkan bahwa dokter menyuruhnya menyiapkan darah sebanyak 3 kantong lagi.
Dengan menggunakan SMS, Nofa kembali dihubungi dan segera memberi nomor HP Nyonya Kasat Brimor Aceh, Ibu Imam Widodo dan dia memberikan kesempatan berbicara dengan Kasat. Singkatnya, dia memerintahkan anggotanya untuk datang ke PMI dan menyumbangkan darah untuk Awwalin Naro.
Saat tulisan ini diterbitkan, Awwalin masih menjalani operasi. Semoga diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa. (JM Ungel)