Apresiasi Untuk FT UGP: Aktualisasi Diri Dengan Bukti

Catatan: Muhammad Syukri

—-

Saat peragaan perangkat Pang Uten di GOS Takengon, Minggu (18/12/2011) | Foto Khalis

Aktualisasi diri yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa bukan hanya dengan aksi dan orasi, ternyata mereka bisa melakukannya dengan bukti. Hal ini telah ditunjukkan oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon melalui tiga rancangan software yang mereka hasilkan. Membaca deskripsi software itu, tentulah sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya para petani di daerah ini.

Barangkali, tidak pernah terbetik dihati pembaca jika mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta di kota kecil Takengon Aceh Tengah mampu merancang software pendeteksi titik lokasi kebakaran hutan dan ilegal logging, software penentu lokasi tanaman kopi yang sesuai dengan kondisi lahan, dan software berbahasa Gayo.

Selama ini masyarakat terlanjur men-stigma mahasiswa Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon belum inovatif, apalagi rangking perguruan tinggi ini tidak pernah tercatat dalam www.webmetric.com, web pencatat rangking perguruan tinggi dunia. Siapa menduga, rupanya mahasiswa jurusan Teknik Informatika itu telah mulai merancang berbagai software sejak tahun 2009 yang dibimbing langsung oleh Zulfikar Ahmad ST, dosen Fakultas Teknik Universitas Gajah Putih tersebut.

Mereka sepertinya bekerja dalam diam, tetapi satu persatu bukti itu mengapung ke permukaan. Pernah mereka mendatangkan DR. Onno W Purbo (pakar telematika Indonesia) untuk merancang BTS bebas pulsa. Belum lama ini, mereka juga mendatangkan orang yang paling bertanggung jawab terhadap keamanan penggunaan internet di seluruh Indonesia, yaitu M. Shalahuddien Manggalany Wakil Ketua Indonesia Security Incident Team on Internet and Infrastructure (ID-SIRTII) dalam acara Workshop Club Computing di FT UGP.

Pakar IT internasional, Onno W Purbo saat bersama mahasiswa FPTI UGP, 30 April 2011 silam dirunag kulaih UGP di Pegasing Aceh Tengah | Foto Khalis

Kesungguhan mahasiswa itu menimba ilmu di FT UGP, akhirnya dibuktikan pada hari Minggu (18/12) dalam acara Seminar Nasional Learning Management System di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon. Mereka meluncurkan tiga rancangan software yang diberi nama: Pang Uten, Lelongohen dan Deep-ix. Basis program untuk merancang ketiga software itu menggunakan operating system (OS) Linux yang nantinya bisa juga digunakan oleh semua platform program (termasuk bisa digunakan dengan Microsoft Windows).

Tercatatlah seorang Neni Wahyuni, mahasiswi FT UGP asal Kuala Simpang yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga warnet di Takengon berhasil merancang sebuah software penting untuk menjaga kelestarian hutan. Software ini diberi nama Pang Uten yang merupakan sebuah aplikasi komputer untuk mendeteksi kebakaran hutan dan ilegal logging tanpa menggunakan satelit. Sofware ini nantinya dibantu dengan fasilitas WiFi yang ditancapkan di kawasan hutan.

Pendeteksian kebakaran hutan melalui sofware itu memanfaatkan sensor panas. Informasi dari sensor panas akan dipancarkan oleh WiFi, selanjutnya dikirim ke pusat pengendalian kebakaran hutan di Dinas Kehutanan atau Departemen Kehutanan. “Nanti informasi kebakaran hutan dan ilegal logging yang berasal dari sensor panas akan kita kembangkan lagi supaya kebakaran hutan dan ilegal logging dapat dideteksi melalui sensor tekanan,” ungkap Zulfikar Ahmad.

Demikian pula dengan Hari Santoso, seorang cleaning service di Hotel Penemas yang tercatat sebagai mahasiswa FT UGP, bersama teman-temannya berhasil merancang software Lelongohen. Software ini adalah sebuah aplikasi untuk mengoptimalkan lokasi atau titik yang tepat dalam menanam kopi agar menghasilkan aroma dan cita rasa terbaik sesuai selera konsumen. Melihat spesifikasi dan fungsi software ini, tentulah  sangat bermanfaat untuk penduduk Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang mayoritas bekerja sebagai petani kopi.

Pemaparan Deep-IX di GOS Takengon, Minggu (18/12/2011) | Foto Khalis

Sebenarnya, software Lelongohen berangkat dari informasi hasil penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember tentang kecocokan varietas kopi dengan ketinggian lahan di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kemudian, software itu akan memberikan informasi bahwa di ketinggian tersebut cocok ditanam dengan varietas kopi tertentu. Dan, software ini juga dilengkapi oleh berbagai informasi tentang kopi, baik cara budidaya, perawatan dan pengolahan pasca panen.

“Software Lelongohen sedang diupayakan untuk dapat digunakan melalui handphone, karena informasi dari software ini sangat dibutuhkan oleh petani. Nanti, para petani dapat mendownload software itu melalui counter-counter pengisian pulsa” tambah Zulfikar yang juga bertugas di Dishubkominfo Aceh Tengah.

Software ketiga yang berhasil mereka rancang diberi nama Deep-ix sebagai sebuah operating system berbasis Linux. Software ini dirancang oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gajah Putih yang diketuai oleh Bunyamin dengan menggunakan bahasa Gayo sebagai bahasa programnya. Semua tampilan yang muncul di layar komputer akan tertulis dalam bahasa Gayo. Program ini menyediakan berbagai informasi tentang budaya, tradisi dan adat istiadat Gayo. Software Deep-ix ini juga menyediakan games adat Gayo, didong, tari guel, syair-syair Gayo termasuk wikipedia tentang Gayo.

Menurut Zulfikar Ahmad, para mahasiswa sedang berupaya membuat rancangan itu menjadi sesederhana dan semurah mungkin, sehingga seluruh masyarakat dapat memanfaatkannya. “Meskipun mereka hanya mahasiswa ndeso yang bekerja sebagai tukang becak, penjual pupuk, cleaning service, penjaga warnet dan petani, toh mereka punya semangat untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya software yang dibutuhkan masyarakat,” ungkap Zulfikar, terharu dengan mata berkaca-kaca.

*Pemerhati Pendidikan, tinggal di Takengon

——

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.