Banda Aceh | Lintas Gayo – Selama ini arisan yang kita kenal hanyalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh sekumpulan ibu-ibu, mulai dari kerabat dekat hingga teman sepekerjaan. Kali ini keputrian 6 kabupaten yang mencakup Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo lues, Aceh Tenggara, Subulussalam dan Singkil membuat gebrakan baru yakni arisan berbagi ilmu, berbagi pengalaman.
Pada kesempatan tersebut Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Aceh Tengah (IPPEMATA) di beri kesempatan sebagai tuan rumah dalam kegiatan bulanan keputrian 6 kabupaten ini.
Bertempat di sekretariat Ippemata, Jalan Adee Utama Kampung Doy no. 7, acara arisan diselenggarakan mulai pukul 14.00-16.00 WIB, Sabtu (24/12/2011). Dalam kesempatan tersebut keputrian Ippemata menetapkan untuk berbagi ilmu dan pengalaman melalui kegiatan bedah buku yang berjudul “Jangan Jatuh Cinta, Tapi Bangun Cinta”.
Buku karangan trainer termuda se-Asia Tenggara, Setia Furqon Kholid, dengan pambedah Sayid Fadhil Asqar, seorang trainer berdarah Aceh, tetapi memiliki hubungan emosional dengan masyarakat pedalaman.
Buku yang menurut Fadhil, panggilan akrab trainer ini sangat cocok jika dibaca oleh masyarakat yang kurang berminat untuk membaca berbagai macam buku dengan lembaran hingga mencapai 500 lembar.
“Dengan membaca buku yang hanya sebesar buku saku, dengan tebal halaman hanya sekitar 200 halaman, kita seolah telah membaca sebanyak 30 buku yang berbeda,” kata Fadhil.
“Jangan jatuh cinta, tapi bangun cinta” merupakan pembahasan yang sangat menarik bagi anak remaja yang mungkin sedang berada dalam masa pubertas. “Dalam buku itu dikatakan betapa indahnya jatuh cinta, tetapi jauh lebih indah jika kita mampu membangun cinta,” paparnya.
Membangun cinta yang dimaksud disini, ditegaskan Fadhil bukan dalam arti seseorang yang mengungkapkan perasaannya terhadap lawan jenis, lantas membina hubungan yang dapat menimbulkan zina, tetapi mengungkapkan perasaan dengan tujuan ingin membina hubungan yang halal baik di mata hukum maupun di mata agama.
Selain jatuh cinta terhadap lawan jenis, Fadhil juga mengaitkan cinta kedalam kehidupan bermasyarakat. Jika kita ingin membangun daerah kita yang sekarang sudah berada dalam keadaan menyedihkan, maka cintailah daerah mulai dari alamnya hingga kepada kebudayaannya. Cintai alam dan cintai kebudayaannya, dengan melestarikan dan mengembangkan warisan orang-orang terdahulu.
Selain membedah buku, Fadhil juga memberikan masukan kepada para peserta untuk tidak menjadi pembaca yang fanatik yang hanya membaca buku dengan jenis tertentu. Tetapi jadilah pembaca swalayan, yang mau membaca semua jenis buku. Karena dengan membaca buku kita sudah memiliki kunci untuk membuka jendela dunia.
Sementara itu, Bicherdi Machtra selaku ketua umum Ippemata menyatakan mendukung penuh terhadap kegiatan yang diadakan oleh keputrian Ippemata tersebut. “Kegiatan ini merupakan hal yang baru yang diadakan oleh Ippemata, karena kegiatan ini belum pernah dilakukan oleh kepengurusan sebelumnya,” puji Ketum Ippemata ini.
Selaku ketua umum Ippemata, dia berharap semoga setelah kepengurusannya berakhir kegiatan seperti ini tetap berjalan turun temurun guna mengikat tali silaturrahim antara masyarakat pedalaman.
(Novita Kemala Sirikit, Zuhra Ruhmi/03)
.