Takengon | Lintas Gayo – Mungaro (berburu tradisional-red) merupakan salah satu kegiatan memburu babi di hutan yang dilakukan oleh masyarakat  Gayo yang bertujuan untuk membasmi hama babi di perkebunan milik warga.
Seperti yang dilakukan sejumlah warga Kecamatan Bebesen Aceh Tengah diantara dari Kampung Belang Gele, Lelabu, Tan Saran, Simpang Pet dan Tan Saril, Jumâat (9/3) menyusuri daerah Bur Gajah, Kute Lintang dan Asir-asir yang meupakan kawasan perbukitan diapit oleh 3 kecamatan, Pegasing, Lut Tawar dan Bebesen.
Gempar alam sebagai ketua kelompok Mungaro menyampaikan kegiatan mungaro ini sangat rutin mereka lakukan setiap hari Jumâatnya.
âMungaro bertujuan menjaga hama Babi yang kerap kali marusak perkebunan rakyat sekitar sehingga banyak menimbulkan kerugian bagi petaniâungkap atlit legendaris dibidang atletik ini.
Pada kesempatan itu Salah seorang angota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah yang juga sebagai Ketua Partai Gerindra setempat, H. Zulkifli, SE turut serta membantu kegiatan Mungoro tersebut.
âKegiatan Mungaro ini haruslah terus kita lakukan secara rutin. Selain untuk membatasi serangan hama babi terhadap tanaman dikebun warga juga sebagai olahraga, latihan kerjasama tim serta menumbuhkembangkan kepedulian sosial dalam bermasyarakat,â kata Zulkifli.
Dari informasi yang dikumpulkan Lintas Gayo, di Aceh Tengah juga ada kelompok masyarakat yang secara rutin melakukan perburuan terhadap babi. Mereka umumnya para perantau dari Sumatera Barat dan kerap diminta warga pedesaan diseputar Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk memburu hama babi tanpa memungut bayaran sepeserpun. (AK.SP/Red.03)
.