Takengon | Lintas Gayo – Forum Komunikasi Pembangunan PLTA Peusangan (FKP3) melalui Sekretaris Jenderalnya Ir Zulfan Diara Gayo, Senin (19/3) malam menyatakan keprihatinannya atas kurangnya kepedulian pihak kontraktor pembangunan terowongan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan dalam proses pekerjaan yang mengabaikan ketentraman masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Seperti yang dikeluhkan warga Remesen Kecamatan Silih Nara Aceh Tengah yang tidak nyaman dengan bunyi dan getaran akibat peledakan (blasting) pembuatan terowongan disekitar tempat mereka tinggal.
“Hal biasa melakukan blasting saat membuat terowongan, namun masyarakat sekitar harus diberi sosialisasi yang baik agar mereka mengerti jika hal tersebut tidak bisa terhindarkan. Dan jika warga tetap tidak terima maka harus dilakukan upaya-upaya tertentu oleh pihak terkait,” kata Zulfan Diara Gayo.
Selain ledakan, dikatakan Zulfan, masyarakat sekitar lokasi juga mengeluhkan debu yang ditimbulkan pembangunan PLTA tersebut. “Debu selain menggangu kesehatan warga, juga berakibat tidak baik terhadap bunga kopi milik warga yang sedang merekah. Bunga kopi gagal menjadi buah. Itu laporan petani,” ujar Zulfan.
Solusinya, menurut Sekjend FKP3 ini, pihaknya sudah meminta pihak Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah untuk membentuk tim Panitia Khusus (Pansus) dan berjanji menggelar Rapat Pimpinan (Rapim). Namun hingga sekarang belum terlihat aktualisasi janji anggota dewan tersebut.
“Saat-saat beginilah para wakil rakyat itu ambil peran mencarikan solusi terbaik bagi rakyat. Bukan malah tutup mata tutup kuping,” keluh Zulfan seraya berjanji akan terus membangun komunikasi dengan sejumlha pihak agar pembangunan PLTA tetap berjalan namun hak-hak masyarakat Gayo juga mendapat perhatian yang sewajarnya. (Kha A Zaghlul)