Takengen | Lintas Gayo – Harga kopi Gayo di sentra kopi terbesar Sumatera, Takengon dan Redlong mengalami penurunan drastis, padahal sebelumnya harga kopi berada pada angka yang sangat menggembirakan petani.
Turunnya harga kopi arabika gayo sejak sepekan terakhir telah membuat sejumlah petani mengeluh karena kopi berada di pertengahan panen atau menjelang panen raya. “Kualitas kopi saat ini sangat baik, namun sayang harganya turun”, kata Zulkarnain, petani di kopi di Bener Meriah.
Menurut Zulkarnain, saat ini kopi gelondong merah (cherry) dibeli pedagang dengan harga Rp.80 ribu/kaleng. “Tergantung kualitas kopi. Kopi yang baik dibeli pedagang diatas Rp.80 ribu. Tapi tak sampai Rp.90 ribu. Padahal sebelumnya sudah diatas Rp.100 ribu”, keluh Zulkarnain.
Kahar, seorang pedagang kopi di Takengon membenarkan turunnya harga kopi. Saat ini kopi dibeli paling mahal dari petani Rp.80 ribu/kaleng buah merah atau gelondongan. Diterangkan Kahar, kopi asalan, dengan ketentuan kadar air 18 persen serta terase (sampah) 12 persen dipatok di pasar kopi Medan Rp. 47 ribu.
Sementara kopi Arabika Gayo ready atau siap eksport dibeli Rp. 54 ribu dengan ketentuan, kadar air 14 persen dan terase 8 persen. Sebelumnya, tambah Kahar harga KBH (Kopi Biji Hijau) atau green bean sudah mencapai angka diatas Rp.60 ribu.
Pantauan lintasan Gayo, saat ini sejumlah pelaku usaha kopi pada level Industri Kecil Menengah (IKM) sudah mulai memasuki pasaran khusus kopi olahan dan tidak lagi menjual kopi mentah (biji). Sejumlah warung kopi (Café) tumbuh di seputaran Takengon dan Bener Meriah.
Café modern ini menyajikan kopi olahan dengan mesin espresso manual dan otomatis. Selain itu, kopi bubuk , gonseng (roasted bean) serta kopi uwak gayo sudah mulai dipasarkan dari industry rumah tangga.
“Meski masih berskala kecil, namun permintaan kopi gayo dengan berbagai olahan ini sudah mulai pangsa pasar disejumlah kota besar Indonesia. Seperti Bali, Yogja, Jakarta, Medan, Batam, Bandung serta kota lainnya”, ujar Sarhan, pelaku usaha kopi olahan.
Di Takengon, sejumlah perusahaan asing dan local yang menggandeng petani dan koperasi mengirim langsung kopi gayo ke antero dunia. Kopi arabika gayo diminati pasar dunia karena rasa dan aroma serta jaminan berbagai sertifikat untuk kopi.
Sertifikat tersebut seperti Fair Trade, organic coffee, rain forest dan dua sertifikat lainnya. “Sertifikat –sertifikat ini menambah nilai harga kopi arabika di pasar dunia”, ungkap Djumhur dari koperasi Permata Gayo. (Ashaf)