Merasa Dizalimi KIP, Tagore Siapkan Tuntutan ke MK

Redelong | Lintas Gayo – Riak perpolitikan paska pemungutan suara Pilkada di Kabupaten Bener Meriah yang tenang  tampaknya akan mulai bergolak. Pasalnya, salah satu kandidat Bupati merasa dicurangi oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Bener Meriah, pasangan Ir. H. Tagore AB dan Drs. Aldar AB. Mereka akan melakukan tuntutan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Tagore kepada wartawan, Kamis (12/4) menyatakan berang setelah dirinya menerima sejumlah laporan dugaan kecurangan yang dilakukan oleh pihak KIP. ”Saya menerima pesan singkat (SMS), bahwa pihak KIP telah menerima sejumlah uang dari salah satu pasangan lain untuk memenangkannya dalam Pilkada ,” ungkap mantan Bupati Bener Meriah ini.

Komisioner KIP diduga telah menerima sejumlah uang di Hotel Renggali, Takengon Aceh Tengah, 2 April 2012 lalu guna memuluskan kemenangan salah satu pasangan kandidat yang saat ini memiliki suara tertinggi, pasangan Ruslan Abdul Gani-Rusli M. Saleh (R2).

Selain itu, ada indikasi kecurangan yang dilakukan oleh KIP dirincikannya, mulai dari penggelembungan jumlah suara di sejumlah TPS, pihak KPPS juga menghalang-halangi warga agar tidak datang ke TPS untuk memilih dan memberikannya sejumlah uang, agar surat suara tersebut dapat dimanipulasi.

Bahkan dari data yang diungkapkan Tagore, telah terjadi penggelembungan surat suara di sejumlah TPS. Contohnya disalah satu TPS di Kampung Gunung Tunyang, Kecamatan Timang Gajah. Terdaftar dalam DPT yang memilih sebanyak 285 orang, akan tetapi surat suara yang dicoblos sebanyak 304 suara. “Ada beberapa lagi kejanggalan yang terjadi,” kata Tagore.

Fakta lainnya, menurut Tagore pada 4 Februari 2012, Ketua KIP Bener Meriah Ahmadi, SE menggelar pertemuan dengan tim Tagore yang bernama Nasir, AK dan Sarkati di hotel Asean Medan. Ketua KIP ini menawarkan strategi pemenangan Tagore dalam Pilkada tersebut. Tentunya dengan syarat ada imbalan sejumlah uang kepada pihak KIP. Saat itu tawaran tersebut tidak langsung di jawab Nasir dan rekannya Sarkati, dia berkata akan melaporkan tawaran tersebut kepada Tagore.

“Saat Nasir memberitahukan hasil pertemuannya itu kepada saya, serta merta saya menolak tawaran KIP. Saya ingin dalam pertarungan Pilkada ini semua berjalan dengan baik dan tidak ada kecurangan apapun, intinya kami ingin di Bener Meriah pertarungannya fair, aman dan demokratis ,” ujar Tagore.

Dan atas penghitungan sementara paska pencoblosan Senin, 9 April 2012 lalu dia mengaku sudah nyatakan selamat kepada kubu R2 karena mempercayai tidak ada ketimpangan dalam penyelenggaraan Pilkada.

Karena Tagore merasa dizalimi oleh KIP maka dia tegaskan akan melawan. ”Ketenangan saya mulai terusik, karena ada tangan-tangan setan yang mematikan karir politik saya. Oleh karena itu saya akan melawan hingga semua kebenaran terungkap. Hak rakyat dalam memilih akan saya bela mati-matian,” sebutnya dengan nada meninggi.

Pihak Tagore juga menyatakan telah melaporkan semua kecurangan yang diduga dilakukan oleh KIP Bener Meriah kepada Panwaslu Kabupaten Bener Meriah, Panwaslu Aceh dan Bawaslu RI agar di usut tuntas.

Sementara itu, Ahmadi, SE, Ketua KIP Bener Meriah melalui telepon selulernya, Jum’at (13/4/2012) malam mengatakan dia bersumpah tidak melakukan penzaliman apapun dalam pelaksanaan Pilkada ini. ”Demi Allah, saya siap digantung jika terbukti melakukan kecurangan atau penzaliman kepada salah satu kandidat. Selaku ketua KIP Bener Meriah, saya mempersilahkan kandidat yang merasa dirugikan dalam Pilkada untuk menempuh jalur hukum,” kata Ahmadi.

Adalah hak para kanidat untuk mengajukan keberatan dan tentunya mesti dilengkapi dengan data dan bukti otentik, imbuhnya.

“Saya siap menerima konsekuensi hukum jika tuduhan tersebut terbukti. Namun jika tidak terbukti, maka mohon bersihkan nama saya,” tegas Ahmadi.

Ditanya apakah benar ada pertemuan dengan Nasir AK dan Sarkati di Hotel Asean Medan membicarakan pemenagan Tagore, Ahmadi membenarkan adanya pertemuan tersebut. ”Saya akui kami ada bertemu disana, Nasir menanyakan bagaimana cara memenangkan Tagore. Karena mereka bertanya, ya saya jelaskan caranya,” kata Ahmadi.

Namun Ahmadi menyangkal keras bahwa dia dituding menerima sejumlah uang dari salah satu kandidat peserta Pemilukada di Hotel Renggali, Takengon.

”Saat itu saya bertemu dengan Firmandez, anggota DPRA dan itupun pertemuan sesama teman, saat dia mengikuti kampanye pasangan Cagub/Cawagub Zikir di Aceh Tengah. Serta tanggalnya juga saya lupa. Saya tidak bertemu dengan tim pasangan yang dimaksud,” sangkal Ahmadi mengakhiri keterangannya. (Khalis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Yang jelas Kami Sebagai Masyarakat Gayo Ingin Kebenaran,Karna untuk Seorag Khalifah itu Harus Jujur dan Betul2 berkorban UNtuk rakyat nya,,,,,,,Bukan ALIBI yang kami ingin kan dari suara suara kalian yang di bahas sa”at ini,,,,,,KAMI INGIN KEBENARAN,BUKAN KEBOHONGAN.
    hana ya lagu dooorrrr dewe jehh

  2. Banyak yg sewot…biar aja gugat mengugat..itu hak konstitusi stiap warg negara..bnyk yg ga sehat dsini..siapapn yg telh berbuat harus kt akui scara objektif memang sdah berbuat,jgn cm subjektifitas diri kita saja yg di tonjolkn..emang anda sudah berbuat apa untk orng lain bersedkah aja mungkn stahun skali jd pnilaian itu ga mutlak rekan2 yg pintar..dasar sok oposisi yg iyanya sisi opo..

  3. PEZHOLIM merasa DIZHOLIMI : Sang Tirani merasa dizalimi Hatinurani, aneh kedengarannya, memang si Pecundang klau sudah kalah tidak berani mengakui kekalahannya, dia hanya bisa mecari-cari alasan untuk menutupi buku dosa yang dilakukannya. studi Kasus pilkda BM, segudang bukti dapat dikumpulkan bahwa bagaimana Sang Tirani secara dadakan menjadi sosok seorang Dermawan, menjadi bapaknya para anak yatim dan Janda, selama masa kampanye setiap malam mengundang masyarakat utk datang ke markasnya di Puskud Jamur Ujung, setiap orang yg datang bakal menerima “angpau” dari Sang Tirani, ada yang berupa uang tunai, tikar, canang, kerudung, baju dan ada juga dalam bentuk bahan bangunan seperti seng, tripleks, semen, pasir, batu dll. Akan tetapi karena Allah tidak Redha atas Kezalimamnya maka semua itu menguap bgaikan butir air di udara dan berterbangan bagaikan kapas ditiup angin, jadilah suatu keputusan massal masyarakat ” ambil uangnya pilih R2″ sehingga tumbanglah sang tirani Bener Meriah.

  4. boleh-boleh saja, asal jangan, kelak menjadi bumerang untuk Yth. Bapak Tagore.
    Masyarakat bisa menilai siapa yang curang dalam pilkada Bener Meriah.
    Semoga gugatan Bapak tidak di…………to………….lak……………………

  5. Orang kalah biasanya merasa kehilangan marwah dan harga diri. untuk menegakkan semua itu biasanya ia membuat gugatan ke MK dengan mengatakan penyelenggara pemilu gak benar. walaupun ia tahu bahwa ia akan kalah di MK, namun lumayan sekedar “mengkaburkan” marwah yg sudah hilang. Biasanya yg melakukan kezaliman itu adalah incumbent, posisi Tagor sekarang Incumbent, Sudahlah boss, kamu sudah kadaluarsa, lebih baik dan terhormat jadi penonton aja..

  6. bang,,, sms siapa ini bang.. lirik lagu dangdut. rasanya menurut akal sehat saya, gak perlu berang kalo hanya informasinya di dapatkan dari S M S…. janganlah ajari rakyat gayo itu kebodohan..(salam damai ari urang gayo bandung) enti gati tu dewe… yoh.

    1. alhamdulillah..banyak yang memberikan komentar tentang problem ini artinya demokrasi kita sudah jauh lebih baik, masalah ini membuat kita termotifasi untuk terus mengawasinya, pemasalahan yang juga membuat kita berang adalah ketika hak rakyat tidak diberikan sepenuhnya dalam pilkada 0904012 lalu, di awali dengan tidak disalurkanya kartu pemilih, sampai dengan surat undangan atasnama orang lain yang diberikan panitia kepada pemilih,nah dari dua hal ini saja sudah ada tanda kalau pihak penyelenggara pilkada tidak siap, hasilnya juga tidak terlalu baik, semoga saja mk dapat memutuskan dengan arif dan bijaksana.