Takengon | Lintas Gayo – Sebanyak 8 fotografer Gayo dari 23 orang fotografer yang ikut dalam Rally Foto “Gayo Cultural Haritage” tidak ada yang menjadi pemenang dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Banda Aceh, 28-29 April lalu di Takengon, berbarengan dengan kegiatan Jejak Tradisi Budaya Daera (Jetrada).
Dari informasi yang diperoleh Lintas Gayo, Kamis (03/05/2012) melalui email, sudah dipastikan tak satu pun fotografer asal kota dingin ini yang menjadi pemenang dalam lomba tersebut.
Berdasarkan penilaian tiga dewan juri yang diketuai Bambang Wijanarko dan Hasbi Azhar serta Akmal Adji Kurniawan, sebagai anggota, mengeluarkan sebuah Surat Keputusan (SK) dewan juri Rally Foto BPNNT 2012 nomor: SK.355/Juri/BPSNT/BA/2012 tanggal 30 April 2012 menetapkan pemenang foto terbaik kegiatan Rally Foto BPSNT 2012 pada Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.
Sebagai pemenang 1: Chaideer Mahyuddin (judul foto: Bibit Untuk Anak Cucu), pemenang 2: Irwandi (judul: Memetik Hasil), pemenang 3: Khairul Umami (judul: Gembala), pemenang harapan: Eri Mauriza (judul: Lelah Berkuda), pemenang harapan: Umri Praja Muda (judul: Heroiknya Tari Saman).
Salah seorang peserta rally foto “Gayo Cultural Heritage” dari Gayo Fotografer Club (GFC), Khalisuddin berharap para fotografer Gayo harus berbesar hati menerima hasil yang telah diputuskan dewan juri tersebut, dan menjadikan hal ini sebagai pelajaran berharga bagi fotografer-fotografer tanoh Gayo.
“ini merupakan pengalaman bagi kita semua, fotografer tanoh Gayo untuk kembali mengasah kemampuannya agar memiliki karya lebih baik lagi diajang-ajang yang akan datang,” kata Khalis panggilan akrab sosok yang selalu tampak membawa kamera ini.
Dengar-dengar pihak pemerintah Kabupaten Aceh Tengah juga akan menggelar lomba foto untuk tingkat pelajar dan umum, dalam upaya mendukung festival Danau Lut Tawar 2013, timpal Khalis. Dia mengaku sejak awal tidak punya target untuk jadi juara di even tersebut, namun lebih kepada silaturrahmi sesama pecinta fotografi.
Seorang peserta lainnya, Eed Win Gayo juga mengungkapkan hal yang sama, menurutnya, kurangnya even-even seperti ini di tanoh Gayo yang mengakibatkan tidak adanya pemenang dari fotografer Gayo.
“Kedepan semoga makin banyak even foto disini, dengan lebih seringnya even kemampuan pun akan semakin matang untuk memperoleh hasil yang maksimal”, kata Eed. Sebagai perbandingan kedepan, Eed berharap foto-foto juara tersebut dapat ditampilkan di media online Lintas Gayo. (Darmawan Masri)
Bukan pemenang tidak berarti kalah,ikut andil merupakan satu awal kemenangan…