“Mukale ni mata, bersiengonen engingku, mukale ni ate, ku emah nome pirak ku, ara ke de ilen, kaseh rum sayang engingku, ke paet ni ungke, manis ni madu pirak ku”.
Nyaris tak ada urang Gayo yang tak kenal dengan lirik lagu diatas, nyanyian Gayo yang populer terdengar dikalangan masyarakat Gayo dimanapun berada saat ini.
Adalah Moersyid Sabdin (61), sang pencipta dan pelantun lagu tersebut, penyanyi Gayo di era 70-an yang terkenal dengan suaranya yang khas akan wara-wiri Sabtu 19 Mei 2012 malam mendatang di Wapres Cafe Takengon dengan tajuk acara “Ulak Ku Sedenge, Panggung Nostalgia bersama Moesyid Sabdin”.
Dijelaskan Windo, penggagas acara tersebut, Kamis (17/5), tujuan digelarnya acara ini adalah untuk mengenang lagu-lagu khas Gayo, yang seyogianya memiliki tiga unsur yang paling mendasar dalam lagu Gayo itu sendiri.
“Ketiga unsur tersebut merupakan komponen yang memperindah lagu Gayo tersebut, tiga unsur itu adalah “Taok, Guk dan Sarik”, kata Windo.
Dilanjutkannya, acara yang diselenggarakan oleh Wapres Cafe and The Gank serta Media Online Lintas Gayo ini, juga ada diskusi kecil dengan nara sumber, Bardan Sahidi dan Drs. Ramadanu Martis.
Sedangkan untuk lagu yang dibawakan oleh Moersyid Sabdin, akan membawakan lagu-lagu ciptaannya sendiri dan beberapa lagu karya maestro Gayo A.R. Moese yang tak lain adalah saudara kandung dari Moersyid.
“Kita ingin mengenang, A.R. Moese lewat lagu-lagunya yang akan dinyanyikan oleh adiknya sendiri Moersyid Sabdin”, tambah Windo.
Sementara itu, salah seorang pencinta lagu-lagu Gayo, Sarim Munawar menambahkan, saat ini banyak musisi-musisi Gayo yang telah membuat album Gayo, tapi apakah mereka paham bagaimana yang disebut dengan lagu Gayo?, tanya Sarim.
“Sangat banyak saat ini lagu yang berbahasa Gayo yang beredar dipasaran, tapi lagu Gayo sangat jarang kita dengar, lagu Gayo harus memiliki makna , begitu juga dengan cara menyanyikannya harus memiliki tiga hal yaitu Taok, Guk dan Sarik”, kata Sarim
Adapun lagu-lagu yang akan dibawakan oleh Moersyid Sabdin pada Panggung Nostalgia Moersyid Sabdin “Ulak Ku Sedenge” diantaranya, Reriep, Kale Ni Mata, Pinah Galak, Suret, Tah Toyah Uren, Singgah Mata, Melas, Engi, Jep Jerilep, Kesume Gayo, Penarun (Atu Belah), Renem Jejem, Jamur Ume, Kerawang Berukir, Ipak, Engi Ku, Selangke, dan akan diiringi oleh musis-musisi muda dari dataran tinggi tanoh Gayo. (Darmawan Masri/Red.03)