ENTAH sampai kapan permasalahan Bahan Bakar Minyak (BBM) di daerah Gayo khususnya Kabupaten Gayo Lues bisa selesai. Kelangkaan BBM yang sampai saat ini terjadi berimbas kepada masyarakat, lebih-lebih masyarakat yang tingkat ekonominya menengah kebawah. Mereka kesulitan menjalan aktivitasnya mencari rezeki. Ada BBM roda ekonomi pun lancar.
Informasi terkini, Selasa 22 Mei 2012 malam dari Blangkejeren, harga BBM di galon kecil dibandrol hingga Rp.8.000,-.
Bahrinsyah, salah seorang Gayo Lues saat ditanyai melalui chat mengaku sering mendengar isu bahwa pemasokan BBM di Gayo Lues adalah berdasarkan jumlah kendaraan. Kendaraan yang masuk dalam hitungan pihak Pertamina tersebut adalah kendaraan yang memakai Nomor Polisi (Nopol) BL.
“Sekarang yang menjadi permasalahan di Gayo Lues adalah jumlah kendaraan baik roda 2 atau 4 di Gayo Lues yang memakai Nopol BK sama banyaknya dengan jumlah kendaraan yang memakai Nopol BL. Akhirnya, jatah BBM yang seharusnya untuk masyarakat yang memakai plat kendaraan BL banyak disedot oleh masyarakat yang kendaraanya memakai Nopol BK. Padahal seharusnya jatah kendaraan yang memakai Nopol BK bukan di Gayo Lues, tapi di Sumatra Utara, Medan”, terang Bahrinsyah.
Selain jumlah pemasokan BBM yang tidak berimbang, menurut Bahrinsyah sosialisasi tentang berbagai permasalahan BBM di Gayo Lues masih kurang. Mungkin hal tersebut yang mengakibatkan kesadaran masyarakat yang membuka galon kecil tidak mengerti tentang Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Permasalahan kelangkaan BBM di Gayo Lues yang sudah berlarut-larut ini harus diatasi secara bersama-sama, karena dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, perlu kerja sama antara pihak Pertamina, pemerintah setempat, dan masyarakat Gayo Lues itu sendiri,” kata Bahrinsyah menghimbau.
Dia berharap pihak pemerintah dan kepolisian dapat tegas menyikapi kendaraan-kendaraan yang bernomor polisi BK. Pihak Pertamina juga harus tegas dalam sistem pembagian BBM, begitu juga dengan masyarakat harus mau menjalankan peraturan yang berlaku.
“Dengan begitu, penyelesaian kelangkaan BBM yang sampai saat ini menjadi cita-cita kita bersama dapat terwujud”, pungkas Bahrinsyah. (Supri Ariu/red.03)