Oleh: Marwandi Munthe, ST, MT*
POTENSI sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Provinsi Aceh cukup besar dan bervariasi, seperti minyak dan gas bumi (migas), bahan galian logam dan bahan galian industri (nonlogam dan batuan). Namun saat ini kontribusi sektor pertambangan/penggalian baru dari pertambangan minyak dan gas alam.
Sementara untuk bahan galian tambang lainnya belum diusahakan secara komersial. Pada saat ini kebanyakan perusahaan masih melakukan kegiatan eksplorasi. Walau demikian, sektor pertambangan khususnya Migas merupakan sektor terpenting mengingat peranan sektor tersebut dalam pembentukan PDRB Provinsi Aceh mencapai rata-rata sebesar 52,32 persen periode tahun 1993 sampai dengan 2008.
Dari uraian di atas hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Aceh masih mengandalkan sektor primer dalam memperoleh pendapatan daerahnya. Ke depan sektor primer akan mengalami penurunan kontribusi terhadap Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang bernilai tambah rendah (added value), sehingga perlu ditingkatkan industri hilirnya untuk menciptakan bahan guna akhir (end use commodity).
Untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih, perlu dikembangkan sektor sekunder dan tersier di masing–masing kabupaten/kota yang memiliki potensi kedua sektor ini disamping peran serta Pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
Dari data proyeksi kontribusi sektor Pertambangan/Penggalian dan Migas terhadap PDRB Provinsi Aceh tahun 2009 sampai dengan tahun 2020 mengalami penurunan sebesar minus 2,36 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh produksi dan cadangan migas di sepanjang pantai Timur Aceh di proyeksikan akan terus menurun di masa mendatang. Akibat dari penurunan kontribusi sektor tersebut secara signifikan berdampak pada penurunan kontribusi sektor Pertambangan/Penggalian dan Migas terhadap PDRB Provinsi Aceh.
Dengan demikian untuk penanggulangan agar tidak terjadi PDRB Sektor ESDM yang negatif, maka perlu diadakan eksplorasi intensif. Walaupun cadangan minyak dan gas bumi telah terkuras, tetapi dengan digantikan oleh mineral logam dan mineral industri (nonlogam dan batuan), batubara, gambut, panas bumi dan air bawah tanah pertumbuhan ekonomi Aceh dapat tumbuh dimasa akan datang walaupun tidak sebesar minyak dan gas bumi.
Sementara hasil analisis pengganda investasi yang digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan dari setiap kenaikan investasi yang ditanamkan pada setiap sektor ekonomi di Provinsi Aceh dapat dijelaskan, bahwa sektor-sektor yang mempunyai nilai pengganda investasi terbesar masing-masing untuk sektor listrik, gas dan air bersih sebesar (6,60), industri pengolahan (4,36), jasa-jasa (2,65), bangunan dan konstruksi (2,44), pertambangan/penggalian (2,35) dan pertanian (2,12).
Hal ini menunjukkan, bahwa untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh guna meningkatkan pendapatan masyarakat, maka arah investasi sebaiknya diprioritaskan pada sektor-sektor yang memiliki nilai pengganda investasi tertinggi, namun tidak tertutup kemungkinan pada sektor ekonomi lainnya bila arah dan kebijakan investasi dikelola dengan baik. Dengan demikian konvergensi ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Aceh dimasa akan datang dapat dicapai.(marwandi@yahoo.com)
*Pemerhati Pertambangan