Redelong | Lintas Gayo – Ratusan santri pasantren Ahlussunnah Wal Jama’ah menyaksikanpemutaran Film dokumenter sejarah perjuangan Radio Rimba Raya (RRR), Senin malam (3/8) di halaman pasantren Alhussunnah Wal Jama’ah Kebun Baru Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.
“Seru, asyik. Ada perang-perangnya,” kata Bai Darusalam Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) kelas 1, saat menyaksikan pemutaran flim dokumenter sejarah perjuang RRR.
Siswa kejuruan itu mengatakan, kendati tidak seperti flim yang biasa ia tonton di rumah, dirinya merasa senang bisa menyaksikan flim RRR itu.
Meskipun para santri baru tahu dan mengenal bahwa sejarah perjuangan RRR adalah corong yang membantah propaganda Belanda yang menyatakan Indonesia telah kalah pada penyerangan agresi ke II tahun 1948.
“Saya baru tahu bahwa Radio Rimba Raya adalah penyelamat Republik ini,” kata Zuryati, seorang santri lainnya.
Menurut Zuryati, dia belum pernah membaca didalam buku ajar pendidikan sejarah tentang perjuangan Radio Rimba Raya, padahal peran Radio Rimba Raya sangat penting, bahkan nyawa bangsa indonesia berada di tangan Radio Rimba Raya,” kata Zuryati berpendapat tentang flim itu.
Sementara, Kepala Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) Ahlussunnah Wal Jama’ah, Hadi Sutrisno menyampaikan rasa terimakasihnya atas terlaksananya pemutaran flim dokumenter RRR ini.”Berkat filem ini, santri kami telah mengenal sejarah ini,” kata Hadi Sutrisno.
Disamping itu, Pimpinan pondok pasantren Ahlussunnah Wal Jama’ah Tgk. H. Budiman, BA, dalam sambutanya saat memulai pemutaran flim dokumenter sejarah perjuangan RRR mengatakan bahwa perjuangan RRR adalah perjuangan terakhir Negara kesatuan Republik Indonesia.
“Film dokumenter ini sangat penting untuk di tonton oleh santri, ini merupakan salah satu media pembelajaran untuk santri mengenal sejarah Republik ini,” kata Tgk. H. Budiman, BA.
Ikmal Gopi,alumnus IKJ yang menyutradarai pembuatan film dokumenter Radio Rimba Raya mengatakan akan terus bergeriliya ke sekolah-sekolah untuk memutar flim itu,” Sekuat dan semampu saya, saya akan terus memperkenalkan flim ini kepada generasi muda,” kata Ikmal kepada Lintas Gayo.
“Republik ini durhaka, dan saya tidak mau menjadi pendurhaka kepada generasi muda, untuk itu saya akan terus bergeliya memperkenalkan film ini,” ujarnya . Film Dokumenter RRR yang dibuat Ikmal dengan biaya sendiri ini sudah diputar dibanyak kawasan di Aceh dan Indonesia.
Ikmal bertekad akan terus memutar film tentang masih eksisnya Indonesia ditengah gempuran Belanda setelah Negara ini menyatakan kemerdekaannya. Maklumat Indonesia sudah merdeka itu disampaikan dari pedalaman Rimba Raya Bener Meriah dalam beberapa bahasa dunia.
Tak pelak, akibat siaran ini, pesawat –pesawat perang Belanda mencari keberadaan stasiun Radio Rime Raya ini, namun tak pernah berhasil. (Maharadi)