Jakarta | Lintas Gayo – Dalam rapat Komite II Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Jero Wacik, Kepala BAPPENAS Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, dan Wakil Menteri Perhubungan, Mursyid, meminta agar MP3EI disesuaikan dengan potensi yang dimiliki Aceh.
Kawasan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia sendiri dibagi dalam enam Koridor Ekonomi (KE), yaitu KE Sumatera, KE Jawa, KE Kalimantan, KE Sulawesi, KE Bali-Nusa Tenggara, dan KE Papua-Maluku.
“Era emasnya Aceh sudah meredup. PT Arun produksinya semakin turun, ASEAN Aceh Fertilizer (AAF) tutup total, Pupuk Iskandar Muda (PIM) megap-megap, dan pabrik kertas mati. Hari ini, Pemerintah Aceh baik propinsi maupun kabupaten/kota harus fokus di bidang perkebunan dan pertanian,” kata Senator Aceh itu di Gedung Parlemen Senayan, Senin (1/10/2012).
Dengan demikian, kedua sektor tersebut bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional. “Sektor ini masih bisa eksis walaupun terjadi resesi ekonomi pada tahun 1998. Bahkan, harga komoditas pertanian bisa naik sepuluh kali lipat, pada waktu itu,” katanya mencotohkan.
Di sisi lain, sebutnya, irigasi di Aceh masih kurang. Saat musim hujan, Aceh rawan banjir. Sebaliknya, Aceh kekurangan air saat kemarau. Fakta menunjukan bahwa baik masa konflik maupun setelah damai, Aceh tetap surplus beras. “Karenanya, perlu dibangun waduk dan irigasi teknis yang baik dengan kapasitas yang besar, sehingga ketersediaan air selalu ada dan dapat mengurangi resiko banjir serta memaksimalkan jadwal musim tanam. Tentu saja, Aceh bisa menjadi sentra produksi padi untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” ujarnya (LG 06).