Nafas Do’a
Sedetik waktu berarti
Setapak langkah bermakna
Untuk hidup yang bertepi
Berlalu jauh tinggalkan harapan..
Kaulah pelukis jiwaku
memekarkan bunga-bunga hidup
Saat kita bersama…
Melewati batas kasih..
dalam tawa dan tangis menyatu..
Kaulah Suamiku, Ayah anak-anaku…
Perjalanan kita masih panjang…
Tapi kau lelah, hingga sampai disini
Kau pergi selamanya..
Ya Allah…
Inilah Aku dan anak-anaku
Yang bernafaskan Do’a untuk dia
Selamanya….
Persembahan untuk kakak tersayang “Deasy Irazahrida”
Semoga tabah…
Pasar Inpres 12 Oktober 2012
Kota Kala
Tetaplah menungguku
Di sudut kota Kala di tepi biru cermin
Di atas lapisan hijau teduh
Menunggu pelangi seperti kemarin
Tetaplah tersenyum untuku
Seperti riak danau ini menyapa pante
Menatap searah keseberangnya
Pada gunung berpucuk saksi kita
Disudut kota Kala inilah beribu catatan
Tentang tikungan tinggi yang sulit kulupa
Pada pelangi yang berdiri utuh
Dengan lengkungan warna-warni
Jarak Lingkar yang bervinus
bersaksi sampai tulang belulang
tentang luasnya hijau sawah
dan tentang perjalanan kita
Di satu malam pekat di sudut Kota Kala
Pelangi berganti Bintang-bintang
Tampak cahayanya
Kita menyatu dalam sejuk Cinta mendalam
Inilah sudut Kala tepi Laut tawar
Siang dan malam terus menyapaku
Untuk kata terurai rapi
Pada fakta kasih yang bergayut
Hingga terus bergayut sampai menusuk bumi
Kaulah pelangi dan Bintang yang kutunggu
Sampai dipenghujung nanti….
Inpres September 2012
Wahyuni, M.Psi. Psikolog lahir di Tanoh Gayo, Aceh Tengah, 26 Juni 1972 lalu. Sekarang bekerja sebagai staf psikologi di Rumah sakit Datu Beru Takengon. Aktif di beberapa lembaga sosial dan juga salah satu pendiri lembaga “perempuan” Salsabila dan Hablulminannas Hablulminnallah. Dia juga penggagas “Katakan Gayo dengan Karya”, sebuah aktifitas yang melibatkan potensi Gayo.