Soal Makam Muyang Kute, Bupati Bener Meriah Harus Bertanggung Jawab

Oleh: Jawahir Syahputra*

BUPATI Bener Meriah harus bertanggung jawab terhadap surat yang sudah dikeluarkannya pada 14 November 2012 lalu, terkait acara Adat Pemasangan Batu Nisan yang akan dilaksanakan oleh Yayasan Sulthan Alaidin Mahmudsyah II yang berkedudukan di Banda Aceh untuk merubah makam Syeh Abdul Rauf yang dikenal dikalangan masyarakat Gayo dengan nama Muyang Kute menjadi makam Sulthan Alaidin Mahmudsyah II.

Dalam surat yang dikeluarkannya dengan nomor 469/2645 yang langsung ditandatangani oleh Bupati Bener Meriah dengan tegas menyatakan bahwa, untuk sementara ditunda sampai batas waktu yang ditentukan kemudian, yang sebelumnya direncanakan pada 15 November 2012 lalu.

Penundaan acara ini dikarenakan adanya protes keras dari masyarakat yang mengetahui bahwa adanya oknum mengaku datang dari Malaysia beserta dari Banda Aceh yang mengklaim bahwa itu adalah makam keturunan mereka bernama Sulthan Alaidin Mahmudsyah II bukan makam Muyang Kute atau Syeh Abdul Rauf yang sudah terun-temurun diyakini dan dijaga oleh masyarakat Gayo umumnya.

Surat penundaan yang disampaikan oleh Bupati justru memberi peluang yang besar bagi oknum yang mengaku datang dari Malaysia tersebut dengan melihat situasi dan kondisi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan penguburan identitas Gayo di Bener Meriah, atau bisa jadi hanya untuk mencari peluang sementara untuk meredam emosi masyarakat yang begitu memuncak.

Sungguh sangat disayangkan Putra daerah yang sudah dipercayakan menjadi pemimpin di negerinya sendiri yang seharusnya melindungi, mengerti dan memahami nilai-nilai sejarah yang ada di wilayahnya justru menjual identitas tersebut kepada orang lain, apa yang sudah dipikirkan oleh pemimpin kita hari ini.

Sangat wajar ketika masyarakat Gayo berontak dan bersikeras menolak penguburan sejarah tersebut bahwa nilai-nilai identitas, marwah dan harga diri Gayo tidak bisa di ukur dengan apapun.

Sampai dengan hari ini Bupati Bener Meriah belum menunjukkan sikap yang bijak sebagai seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah ini, keresahan masyarakat seakan di gantung dengan adanya penundaan yang tertuang dalam surat yang dikeluarkannya.

Terlihat jelas sampai penulis mengujungi wilayah makam Muyang Kute selalu dijaga-jaga oleh masyarakat silih bergantian, bagaimana sudah pemikiran dengan tekad yang bulat untuk menjaga harta warisan yang tidak ternilai harganya itu, hal ini akibat ulah dari Bupati Bener Meriah yang kita banggakan ini, harus sampai kapan kekawatiran ini dipendam.

Kita kawatir dengan sikap Bupati yang diam ini dapat memicu emosional masyarakat Gayo lainnya diluar Bener Meriah untuk meminta tanggung jawab dengan keputusan Bupati tersebut, bagaimanapun identitas dan harga diri sejarah Gayo harus tetap diperjuangkan bukan untuk dimusnahkan.***

*aktivis Gayo Merdeka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments