Pementasan Tiga Teater di UMSB Padangpanjang

Padangpanjang | Lintas Gayo – Mahasiswa Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) Padangpanjang, Senin (14/1/2013), mulai pukul 08.00 WIB bertempat di Gedung Muhammad Syafe’i Kota Padangpanjang menyelenggarakan tiga pertunjukan teater  berturut-turut.

Ketiga naskah teater yang dipentaskan tersebut berjudul Barabah Karya Motingo Busye, Penggali Intan Karya Kirdjomulyo dan Pakaian dan Kepalsuan Karya Averchenko. “Ketika pertunjukan ini merupakan tugas akhir dalam mata kuliah Telaah Drama,” ujar Sulaiman Juned, S.Sn,M.Sn Dosen pengampu mata kuliah Telaah Drama itu.

Sulaiman Juned yang juga dikenal sebagai sutradara teater dan penyair nasional itu menambahkan, kerja kreatif ini memang harus dilalui oleh mahasiswa dalam proses kreatif mata kuliah Telaah Drama.

Usai belajar dalam mata kuliah ini, nanti ketika terjun ke lapangan menjadi guru, tentu harus mampu mengajarkan Kompetensi Dasar (KD) menulis drama dan memainkan drama, yaitu pertunjukan teater. “Ini harga mati bagi calon guru Bahasa dan sastra Indonesia,” paparnya.

Pertunjukan Teater Barabah yang ditulis oleh Sastrawan Motinggo Busye dengan latar budaya Minang. Cerita barabah mengisahkan kehidupan empat orang tokoh di sebuah rumah yang terdiri dari Banio, Barabah, Zaitun dan Adibul. Drama yang terdiri dari tiga adegan ini mengisahkan seorang tokoh Banio yang merupakan sosok laki-laki tua berusia 70 tahun, bertubuh bongkok tapi kekar dengan suara yang lantang serta sulit untuk tertawa.

Dia adalah laki-laki yang pernah kawin cerai sebanyak 11 kali dan menikah lagi dengan seorang wanita bernama Barabah. Barabah adalah wanita berusia 28 tahun yang memiliki paras cantik, menarik, ramah dan sangat mencintai suaminya. Pertunjukan ini sangat layak ditonton oleh segenap masyarakat karena dapat menjadi transformasi moral bagi yang menontonnya” Ungkap Rahma salah satu aktris utama dalam Barabah ketika di temui disela-sela latihan terakhinya di gedung M.Syafe’i.

Sedangkan pertunjukan teater berjudul Pakaian dan kepalsuan Karya Averchenko menggambarkan betapa banyaknya kebohongan tentang sejarah yang dilakukan oknum-oknum yang tak bertanggung jawab demi mendapatkan suatu jabatan. Dunia kadang tak adil bagi mereka yang berjuang dijalan yang benar.

“Namun pesan yang paling mendalam adalah apabila orang baik tidak menampakkan dirinya maka orang jahatlah yang akan berkuasa,” ungkap Mulia Mitra Hadi, sutradara Pakaian dan Kepalsuan.

Pakaian dan kepalsuan adalah cerita yang menggali ketajaman intelektual seseorang dalam berpikir, berbeda dengan drama lain yang lebih menuntut perasaan. Lebih sulit perasaan daripada pemikiran. Jadi dari segi cerita kita mudah menyampaikan maksud dari drama ini. Jalan cerita dari drama Pakaian dan Kepalsuan  memiliki kejutan-kejutan ditengah ceritanya. Tinggal bagaimana aktor, aktris dan sutradara mengembangkan cerita ini agar lebih menarik.  Ungkap Ronny Prima Agusta selaku pimpinan produksi sekaligus aktor dalam drama Pakaian dan Kepalsuan.

Sementara Pertunjukan Teater berjudul Penggali Intan Karya Kirdjomulyobercerita tentang seorang lelaki yang terobsesi untuk menemukan sebongkah intan demi membuktikan pada kekasihnya bahwa ia bisa menjadi seorang lelaki kaya. Lelaki ini bernama Sandjojo yang diperankan M. Riski. Lelaki itu tersinggung oleh perkataan Sunarsih yang diperankan Winda Oktavia kekasihnya berkeinginan memiliki suami orang kaya, bukan seperti Sandjojo. Karena perkataan yang seperti itu, Sandjojo menjadi lelaki yang sangat emosional dan mengasingkan diri.

“Ia mengasingkan diri di pedalaman  untuk menggali intan bersama dua orang rekannya Siswadi yang dimainkan Meilisa Dasman dan Sarbini  diperankan Monica Lolita,” papar Pimpinan Produksi Meilisa Dasman.

Tiga pertunjukan teater ini layak untuk ditonton. Pesan-pesan moral kerap ditemui sepanjang pertunjukannya. Jadi buat masyarakat Padangpanjang yang sangat ingin menjadikan Padangpanjang  sebagai kota pendidikan dan kota Serambi Mekkah, maka tiga pertunjukan ini dapat dijadikan pembelajaran.

“Datanglah beramai-ramai ke Gedung Syafe’i, pertunjukannya gratis. Tidak kami pungut biaya,” tambah Meilisa Dasman.

Drs. Afdal Rinsik Pembantu Dekan III FKIP UMSB mengatakan, mata kuliah Telaah Drama adalah mata kuliah andalan di FKIP/PBSID di UMSB kauman Padangpanjang. Melalui pertunjukan seperti ini, UMSB telah melakukanan pengabdian kepada masyarakat. Betapa tidak, pembelajaran moralitas tidak hanya melalui mimbar seperti kutbah dan kuliah subuh, namun melalui pertunjukan teater, juga dapat menjadi media dakwah buat masyarakat.

“Kami sebagai pimpinan di lembaga ini mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Sulaiman Juned, yang telah berkenan member ilmu dan mengelola proses latihan hingga ke pertunjukan,” paparnya.(SP/red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.