Menguasai teknik fotografi adalah mutlak untuk mengembangkan bisnis foto dan disamping pengakuan dari orang yang memakai jasa kita. Hal itu disampaikan Tirto Andayanto dalam workshop sehari tentang Bisnis Fotografi yang diselenggarakan oleh Komunitas Aceh Fotografer (AFN) di Gedung IT Center, Banda Aceh, Sabtu (23/4).
Tirto awalnya terjun di dunia fotografi pada tahun 1980 dan hasil karyanya banyak diterbitkan oleh berbagai perusahaan besar di Indonesia. Mengajar fotografi menjadi hal penting dalam hidupnya, terutama pengalamannya saat mengajarkan foto kepada sejumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan di Jakarta.
Era digital sekarang ini, fotografi bukan hal asing lagi, selain praktis dioperasikan, dan membuat orang lebih cepat mendapatkan hasil foto dalam tempo singkat. “Kita jangan terjebak dan belajar foto dari pedagang, kamera mahal tapi tidak tau mengoperasikan secara maksimal”, kata Tirto.
Dalam bisnis fotografi diperlukan strategi khusus untuk mempromosikan hasil karya agar mudah diterima orang lain, “mengatur manajemen dan membuat portofolio yang menarik menjadi nilai tambah untuk mengapresiasikan hasil karya kita kepada klien” tegas lelaki asal Jakarta ini.
“Workshop fotografi seperti ini sangat bermanfaat, selain menambah ilmu, kita juga bisa mengetahui bagaimana hobi bisa menghasilkan” ungkap Ahmadi Darmi, salah seorang peserta disela rehat siang. (Chaideer Mahyuddin | atjehpost.com)
Banyak yang berasumsi kalo photography hanya jepret saja lantas jadi, KOMPOSISI adalah mahkota dalam Photgraphy, Jutaan orang membidik dari vewfinder yang sama tapi misteriusnya jutaan pula karya yang tercipta berbeda meski lobang bidiknya tetap sama,dalam Photography banyak juga memiliki ragam aliran. untuk kita pencinta photography di Gayo ada baiknya sering sering tukar informasi dengan rekan lainnya baik yang konsentarasi di Jurnalistik photo atau art.
Namun di aliran manapun kita KONSEPT dan KOMPOSISI adalah Harga mati….jika ingin sakti di photography habis habisanlah bedah komposisi berikut konsep, ada lagi tambahan mungkin Psycology objeck kalau kita harus berhadapan dengan manusia ini asumsi saya saja, karna biasanya faktor ini kita tidak temukan di materi Photography yang ada di buku-buku soal inteligensia untuk menentukan hasil ahir dari setiap karya Photography kita.[asah feeling ] kah namanya saya juga bingung buat istilah apa,.:-)