by

Penjual Durian Meniti Jalan Ke Surga

Bener Meriah | LintasGayo- “ Bersijinen kite, doren sipangan kam dan imai ulak buge ken usi, sen sitareng kam, buge ken ibadahaku,” sebut Aman Ruaida, 65, saat berjabat tangan dengan wartawan lintas Gayo.

 Kejadian itu, Sabtu (1/3/2014) ketika wartawan dari Aceh Tengah dan Bener Meriah sepakat untuk menikmati durian timang gajah, usai mengantar Salihin, Web Master LG yang mengahiri masa lajangnya.

 Kami masuk ke dalam perkampungan, berjarak sekitar 1 kilo meter dari jalan raya Takengen- Biren. Gubuk yang tepat berada di pinggir jalan, tidak jauh dari pohon durian,  menjadi tempat berteduh kami. Nyaman dengan aroma durian yang khas.

 “Sidah rege’e doren ni pak?” Bukan langsung menjawab, kakek yang masih kekar ini justu menebar senyum.   Jema berdagang ke kenak untung, kam si mubeli kenake regee kurang. Sesabe diri pakat kite, buge mehne ken amal,” sebut Aman Ruhaida .

 Sambil tersenyum dan sedikit tawa, wartawanpun mencoba membalas pantun dari sang penjual “ Betul oya pak, buge ipangan nguk ken usi dan rayoh si jeroh. Si ageh-agehe, enti atas tu, kati nguk ijangko,” balas Imran wartawan Lueser Antara com.

tawar durian di tempat jatuhnya. (LG/Iqoni RS)
tawar durian di tempat jatuhnya. (LG/Iqoni RS)

 Setelah berbalas pantun dan deal,  Aman Ruhaida,  membuka satu demi satu durian yang ada di hadapannya. Namun durian hijau dan besar, justru dibuka Zahri, wartawan Lintas Gayo, “tepur”, bukan terbuka dari ruasnya, namun jalan pisau membelah dua, anak durianpun hancur.

 “Aka ke doren lagu oya gere kupangan, mice di kam mubelahe, meh ledak. Doren belangi, belahe gere roh,” Imran protes. Durian Timang Gajah memang terkenal susah membukanya, “mera” salah belah, “tepur”.

Tiba waktu pulang, saat membayar durian,  bapak ini bermat jari jeroh dengan wartawan yang membeli. “ Senne ken aku, doren si nge pangankam buge ken usi nguk beribadah,” sebut lelaki yang sudah terlihat tua tetapi masih kekar ini.

 Dalam perjalanan pulang, saya bertanya kepada Konadi ( salah satu wartawan LintasGayo). “Jarang di ara jema lagu noya seni ge bang? langka di nge- jarang sekali orang seperti itu sekarang ? sudah langka. Berapa banyak lagi Aman Ruhaida  yang tersisa di Gayo. Berjualan jadi ibadah meniti ke surga? ( Iqoni RS/Dulah Gayo)DSC_1063

Yah kune ini abang? Si memude ngatah renye, si tuwe galep mubelah doren. hahaha. (Iqoni RS)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.