Terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden RI periode 2014-2019 menarik rasa penasaran banyak pihak, apalagi kalau bukan soal gaya kesehariannya.
Sejak menjadi Wali Kota Surakarta hingga Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sangat luwes, tidak terduga, dan cenderung tidak suka akan hal-hal berbau formalitas. Jokowi lebih suka hal yang spontan, bahkan terkadang mengejutkan banyak pihak.
Salah satu contohnya soal blusukan. Kerap kali tak ada satu pun yang tahu ke mana Jokowi akan blusukan. Sekalinya sudah ada informasi soal tujuan blusukan, iring-iringan bisa saja tiba-tiba berbelok arah.
Belum lagi soal aksi Jokowi yang tidak biasa bagi pejabat negara. Sebut saja masuk gorong-gorong, menaiki steger proyek, mengemudikan ekskavator, mengemudikan truk sampah, hingganyemplung ke tepi waduk.
Terlebih lagi, soal jarak dengan rakyatnya ketika blusukan. Bukan Jokowi namanya jika tidak dikerumuni warga yang berebut minta salam, foto bersama, atau sekadar “say hi“. Aksinya itu bagi sebagian orang dinilai hanya pencitraan.
Lantas, apakah gaya tersebut akan ditinggalkannya ketika menjabat orang nomor satu di Indonesia?
“Saya sudah bilang, saya enggak berubah. Saya tetap Jokowi,” ujar Jokowi kepada wartawan di Balaikota, Rabu (23/7/2014).
Pasukan Pengaman Presiden atau Paspampres bakal memiliki tugas berat. Jokowi mengatakan, gaya serupa sangat mungkin untuk tetap dijalankan di tengah protokoler kepresidenan yang superketat.
“Paspampres itu yang atur siapa sih? Presiden dong,” lanjut suami Iriana itu.
Soal keselamatan dirinya sendiri, Jokowi mengaku tidak ambil pusing.
“Soal itu ya bukan urusan saya. Itu urusan Paspampres. Tugas mereka mengamankan presiden,” kata Jokowi.
Dekat media
Jokowi juga mengaku tidak akan mengubah keterbukaan dengan kalangan wartawan. Jika presiden Indonesia sebelumnya, kecuali almarhum Abdurrahman Wahid, memiliki keterbatasan komunikasi dengan wartawan, Jokowi mengaku tidak.
Bagi Jokowi, dekat dengan wartawan memiliki keuntungan, yakni dapat menyosialisasikan program-program pemerintah dengan cepat. Selain itu, informasi seputar segala persoalan bisa sampai ke dia dengan cepat.
“Yang penting saya tidak intervensi dikau-dikau (wartawan) maunulis apa,” ujar dia.
Jokowi menjamin soal tidak adanya intervensi tersebut. “Apa waktu kamu (Kompas.com) menulis bus transjakarta berkarat saya komplain? Tidak kan? Palingan saya saja pelototin semenit. He-he-he,” sambung Jokowi. (baca: Soal Transjakarta, Udar Melawan)
Jokowi menyadari bahwa segala sesuatu tidak dipandang baik oleh publik, termasuk soal tidak berubahnya gaya kepemimpinan dirinya.
“Kalau itu ya terserah orang yang menilai saja. Aku ya rapopo,” ujar Jokowi sambil tertawa. (Kompas.com)