Fenomena Kopi Gayo

Oleh: Wien Aula*

Wien Aula

Menjadi seorang pengusaha adalah impian dari banyak orang, namun impian itu tidak akan dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan kerja keras dari orang tersebut. Atas nama Pengusaha tidak terlepas dari faktor-faktor produksi yang menjadi acuan untuk memulai bisnis nya. nah ketika saya punya impian menjadi pengusaha maka yang harus diperhatikan adalah faktor- faktor produksi.  Kegiatan produksi  memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi.

 

Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja manusia, modal dan kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Pengusaha wajib mengetahui ilmu manajemen Sebagai pemicu proses produksi. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

 

Photo collage (Gambar produk dengan bahan baku yang sama). Foto: (Google, Wien Aula)
Photo collage (Gambar produk dengan bahan baku yang sama). Foto: (Google, Wien Aula)

Gambar diatas terdapat 2 kolom,  kolom pertama ada 3 sub gambar yang merupakan produk barang jadi yang siap dipasarkan, sementara pada kolom ke 2 adalah bahan baku kopi yang masih alami. dari gambar diatas dapat di ambil sebuah makna bahwasanya kolom ke 2 tidak akan pernah ada tanpa kolom pertama. kolom kedua hanyalah hasil pengolahan dari kolom pertama melalui olahan manusia yang di sebut dengan industri. proses dari bahan baku menjadi barang jadi inilah yang di sebut faktor produksi, ada sumber daya alam yaitu kopi, kemudian kopi di olah dari baku menjadi barang jadi di sebut industri, dengan perantara manusia yang di sebut dengan SDM/tenaga kerja. serta ada modal dan pengusaha.

 

Itulah sedikit gambaran tentang pengusaha, jika di lihat di Gayo khususnya, pengusaha sudah banyak, hanya saja masih dalam skala pengusaha non jadi, seperti pengusaha kopi yang sudah begitu banyak tetapi sebatas pengolahan pramusaji saja bukan produk siap saji. seperti pada gambar 1 diatas .melihat realita ini sudah seharusnya para ekskutif, legeslatif, tokoh, dan masyarakat di Gayo untuk memikirkannya.  Apabila ini tercapai maka akan berdampak positif kepada pembangunan jangka panjang di Gayo pada khususnya, karena kopi merupakan produk andalan masyarakat Gayo dan  banyak di butuhkan banyak orang.  serta kopi Gayo sudah diakui oleh dunia dengan sertifikasi indikasi geografis (IG) dengan citra rasa yang sangat menggoda para pengusaha kopi baik luar maupun dalam negeri.

 

Sebelumnya saya pernah berpikir kalau saja di Gayo ada sebuah industri pengolahan kopi. maka tidak tertutup kemungkinan masyarakat di seputaran Gayo akan sejahtera dengan di ikuti oleh perekonomian yang stabil, karena kapasitas dan keunggulan kopi di Gayo tergolong kepada komoditi terbaik. (the best coffee in the world commodity).

 

Namun pada kenyataan nya, ini semua bertolak belakang, yang di sebabkan karena minimnya industri pengolahan kopi di Gayo bahkan sama sekali tidak ada untuk industri siap saji. ironisnya lagi ketika produk unggulan kita yang sangat kita bangga banggakan ini di jual dalam bentuk barang baku  kemudian diolah oleh orang luar dan kemudian di kembalikan kembali kepada kita dalam bentuk barang siap[ saji saya pikir ini adalah hal yang keliru.

 

Sebaiknya hal ini jangan sampai berlanjut, sudah seharusnya menjadi pikiran kita bersama dan kemudian dibenahi ke depan nya.  Masyarakat juga ingin sejahtera tentunya dengan membangun industri khususnya kopi siap saji ini akan sangat terbantu. “kenapa orang bisa kita tidak bisa” saya pikir kalau SDM di Gayo tidak lah minim, banyak para pemikir dan cendekiawan di Gayo. hanya saja tidak di kembangkan dan tidak punya ruang untuk mengembangkan nya terlebih masalah kopi ini.

 

Sebagai penutup, Pengalaman merupakan salah satu rujukan untuk dapat berkaca dari kegagalan dan kesalahan sebelumnya, artinya dari sini ke depan yang harus di perbaiki maka lakukanlah, dengan tidak saling  menyalahkan satu sama lain dan kami disini hanya memberi saran untuk membuka wawasan baru, mari kita bangun perekonomian yang stabil dengan kerja sama yang baik. mengingat produk kopi Gayo adalah kopi andalan kita.

 

Miris ketika masyarakat sampai saat ini masih terjajah di negeri sendiri. Dan tidak akan lama lagi pasar bebas Asean economic community (AEC) akan di mulai 2015 mendatang akankah mampu kita menghadapi perekonomian pasar bebas ini?

*Mahasiswa Universitas Gajah Putih, Tinggal di Tingkem Bersatu

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Pak wen memang benar, kalau bukan kita yang memulai dari saat ini setiap peluang yang ada sekarang bisa saja di ambil alih oleh perusahaan-perusahaan besar luar aceh khusunya gayo, yang kemudian mengolah kopi gayo menjadi produk-produk siap saji, masyarakat gayo harus berfikiran luas ketika pengusaha luar yang masuk dengan membawa inferstor-infestor besar maka akan sulit bagi kita masyarak awam untuk bersaing dalam dunia usaha dengan mereka. kalau menurut saya kita harus mulai sejak sekarang untuk melihat peluang yang baik dalam dunia usaha khususnya kopi gayo. Thnks Kopi Gayo