Yogyakarta | Lintas Gayo – Kesenian merupakan apresiasi manusia terhadap nilai-nilai keindahan untuk kehidupan, yang dituangkan dalam berbagai bentuk atau media. Kesenian menjadikan kehidupan yang dianggap kaku dan baku menjadi bebas dan terakumulasi dalam buah karya yang di anggap mampu membuat sesuatu menjadi ekspresif dan konstruktif untuk membangun manusia.
Mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) sejatinya harus lebih dulu membangun dirinya melalui sebuah proses yang bernilai indah sebelum menuju proses merubah sebuah tatanan buruk menjadi mulia. Dengan berbagai disiplin keilmuan, mahasiswa Aceh yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta sadar betul hal tersebut. Maka berbagai proses dan ruang untuk mendapatkan nilai-nilai yang ada dalam kesenian pun digagas. Bale seni adalah salah satunya. Bale seni merupakan event tahunan yang mengikutkan mahasiswa serta seniman-seniman muda Aceh yang berada di luar Aceh untuk saling berbagi. Digagas untuk menjadi tempat mengeksplorasi serta mengaktualisasi kesenian Aceh, baik tradisional, modern, hingga kontemporer.
Berbagai kesenian dipertunjukkan di sini. Dari seni rupa, pertunjukan, seni musik, seni sastra, seni perfilman, dan seni lainnya. Berbagai kajian terhadap kesenian Aceh pun tidak luput ditampilkan dalam acara ini. Seminar, workshop, lokakarya, diskusi, hingga panggung presentasi adalah beberapa point yang tidak pernah luput di dalam ruang yang dinamakan “Bale Seni” tersebut.
Bale Seni sebagai sebuah agenda tahunan Seniman Perantauan Atjeh (SePAt) sejatinya telah dilaksanakan sejak digagas pada Tahun 2011 hingga sekarang. Berbagai tema telah diangkat dalam event Bale Seni hingga Bale seni terakhir yang berlangsung pada Tahun 2013. Di tahun 2014 ini, event Bale Seni akan mengusung tema baru, yaitu “Qurban Art”.
Qurban yang diinspirasi dari hari raya Qurban dan menempel sebagai sebuah ritual dalam Islam bisa dipahami sebagai sebuah simbol bagi penghapusan sisi negatif dalam diri manusia melalui media binatang. Konsep penyucian diri manusia setidaknya juga dikenal dalam dunia seni (Art). Lewat teori katarsisnya, seni juga menjadi media qurban bagi manusia. Penyucian atau penyembuhan rohani melalui media seni untuk mengubah nafsu kasar yang tak terkendali menjadi bentuk-bentuk artistik dan estetis seperti yang ditawarkan Aristoteles dalam teorinya adalah juga sebuah konsep bagi wacana pengkurbanan.
Dalam kaitannya dengan seni, qurban merupakan sebuah usaha pengkurbanan seniman untuk menghadirkan nilai-nilai positif dalam masyarakatnya. Memang, seni yang baik pun tidak ubahnya seperti kambing pilihan yang hendak diqurbankan pada Hari Qurban. Ia juga harus mengandung sebuah ketabahan dan keikhlasan untuk dipersembahkan. Seperti perihal tabahnya Ibrahim dan ikhlasnya Ismail ketika terjadi perintah pengkurbanan.
Pada Bale Seni kali ini (27 November-2 Desember, 2014), penyatuan qurban dengan art (seni) adalah wacana untuk menuju sebuah ritual pengkurbanan seniman, yaitu di mana seniman melalui media sarat nilai artistik dan estetik yang diciptakannya akan disembelih atau dengan kata lain dipersembahkan kepada masyarakat penikmatnya. “Qurban Art” adalah konsep yang mengangkat ketabahan dan keikhlasan itu dalam suatu bentuk seni dan menuangkannya ke dalam sebuah ruang yang dinamakan “Bale Seni”. Tidak Cuma berupa karya seni, “Bale Seni” yang telah lama menjadi tempat berjumpanya nilai-nilai kali ini juga akan menghadirkan ruang refleksi dan apresiasi. Refleksi pada seni Aceh berupa diskusi atau workshop seni Aceh dan juga pemberian apresiasi kepada insan seni Aceh yang telah berjuang dengan tabah dan ikhlas adalah suatu yang tidak mungkin tidak dihadirkan pada kesempatan mulia ini.
Adapun terdapat berbagai kesenian Aceh yang akan ditampilkan kali ini, yaitu; (1). Karya Seni Rupa dari mahasiswa dan seniman muda Aceh yang ada di Yogyakarta, Padangpanjang, Jakarta, Solo, dan dari Aceh sendiri. (2). Karya Film Dokumenter hasil karya sineas muda Aceh. (3). Penampilan seni tari dari mahasiswa Aceh yang ada di Yogyakarta. (4). Serta penampilan dari bintang tamu yang akan memeriahkan tanggal 29 November,, yaitu: Rafli Kande (Seniman dan Anggota DPD RI Provinsi Aceh), penyair Fikar W. Eda, Musisi Yoppi Andri, penutur muda Mulia Tetet, Penyair Sulaiman Juned, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, serta Prof. Dr. Irwan Abdullah untuk memberikan orasi budaya dan membacakan puisinya.
Acara Bale Seni dan sekaligus pembukaan pameran seni rupa akan dimulai pada 27 November jam 19:00, dengan dimeriahkan oleh penampilan seni pembuka. Untuk pameran seni rupa sendiri, akan berlangsung sampai tanggal 2 Desember 2015. Sedangkan Pada malam pada tanggal 28 November, acara akan diisi dengan seminar tentang seni Aceh, dengan pembicara; Sulaiman Juned, S.Sn, M.Sn (materi tentang seni tutur Aceh), Dharminta Soeryana, S.Sn, M.Sn (materi tentang teater Aceh), pelukis Fadhlan Bachtiar (materi tentang seni rupa Aceh), Novelis Putra Gara (materi penulisan novel), dan musisi Yoppi Andri (materi seni musik Aceh). Seminar akan dimoderatori oleh “Tu-ngang” Iskandar, S.Sn selaku ketua panitia event Bale Seni 2014. (Rel)