Ternyata Ada Polisi Gayo Yang Menjadi Peserta MTQ Di Nagan

Brigadir Zidni
Brigadir Zidni

Nagan Raya| Lintas Gayo –  Aman Manyak (pengantin baru) ini meninggalkan istri dan tugasnya di Mapolres Aceh Tengah, demi mengikuti MTQ ke 32 di Nagan. Lebih sepekan dia meninggalkan “kebiasaan” rutinya. Sampai di Nagan,  kuas, kanvas dan huruf Arabiah yang menjadi temanya.

Brigadir  Zidni Amar Haq membela Aceh Tengah dalam cabang kaligrafi kontemporer putra. Anak ke empat pasangan almarhum Hattadin dengan Zurani,  dari Bies Arul Latong, Aceh Tengah ini,  merupakan pelukis kaligrafi . Dia meraih juara pertama saat  dilangsungkan MTQ se Kabupaten Aceh Tengah di Celala.

Brigadir Zidni  saat di Nagan, meninggalkan atributnya sebagai polisi. Dia sama dengan peserta lainnya, menekuni bidangnya masing-masing. Asam dan garam yang sudah dirasakanya, belum membuat Zidni beruntung, beberapa kabupaten lain ternyata lebih tangguh dalam bidang kaligrafi putra.

Zidni, mengakui persoalan kaligrafi sudah merasuk dalam darahnya.  Anak almarhum mantan kepada SD 2 Pegasing ini dan  Zurani, guru SD 3 Bies, sudah menggemari kaligrafi sebelum masuk polisi. Sejak duduk di bangku MAN, dia sudah diperkenal  Ikmal, tentang kaligrafi. ( baca : Kaligrafi mengantarnya menjadi PNS ).

Pertama dia meraih juara di Angkup untuk klasifikasi hiasan mushaf. Kemudian ketika dilangsungkan MTQ di Langsa, dia mewakili Bener Meriah. Dunia kaligrafi tidak bisa dihilangkan dari jiwanya. Kembali dia mengikuti kompetisi kaligrafi tingkat kabupaten.

Brigadir Zidni
Brigadir Zidni

Untuk level kabupaten, suami dari  , Ayu Konella Melala, tetap menjadi juara pertama, bahkan di Celala, dia mengikuti klasifikasi kontemporer, dan berhak mewakili Aceh Tengah ke Nagan Raya.

Anak didik Alwi Umar, Ikmal dan Hirman, pada tahun 2006 menjadi polisi. Beragam tugas sudah dijalaninya di bagian Reskrim (PPAT, Tipiter) dan kini di bagian Kasat Binmas.  Menurut Zidni, ada seorang polisi lainnya yang juga ahli kaligrafi, yakni Brigadir Rijal di Pol Pos Bies.

Mengikuti event provinsi, menurut Zidni, selain menambah pengalaman, juga harus benar-benar mempersiapkan diri. “Walau kita sudah berlatih dan siap, ternyata pihak lain juga melakukan hal yang serupa, bahkan mereka belajar ke luar daerah untuk kemudian di terjunkan ke MTQ Nagan,” sebutnya.

Pengalaman Zidni, kiranya menjadi catatan buat pihak penyelenggara MTQ Aceh Tengah. Sebelum bertanding di arena, kiranya tidak ada salahnya mereka dikirim ke luar daerah untuk menimba ilmu dan pembinaan dilakukan secara kontinu.

Namun kembali lagi  kepersoalan dana. Apakah Pemda dan  pihak DPRK Aceh Tengah akan memikirkan hal ini untuk perbaikan MTQ mendatang agar lebih baik dari yang sudah dilakukan sekarang? (Rel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.