Kali ini, giliran Bener Meriah yang dibalut duka. Banjir bandang Minggu (13/9/2015) telah membuat daftar panjang musibah itu terus berlapis lapis. Negeri Gayo berduka. Rumah yang menjadi naungan hidup disapu ganasnya air.
Ada jeritan pilu. Duka para korban juga duka kita semuanya. Mereka tidak meminta datangnya musibah. Namun semuanya ini adalah sebuah proses kehidupan, ada sebab dan akibat, ada kekuatan Allah di dalamnya. Apakah ini bentuk peringatan atau hukuman akibat dosa kita.
Disaat negeri ini sedang dibalut duka, sebagai manusia kiranya kita harus saling membantu, merasakan apa yang ada di hati mereka. Duka ini adalah duka kita semuanya. “Ibarat sakit kona ku mata, meh terasa ari kiding ku ulu- Ibarat sakit kena ke mata, tetapi seluruh tubuh merasakanya. Dari ujung kaki hingga kepala.”
Marilah kita bantu saudara kita yang tertimpa musibah. Apa yang dapat kita bantu? Semoga semuanya menjadi catatan amal kita dihadapan Allah kelak. Disaat saudara kita tertimpa musibah, sebagai manusia, sebagai sesame muslim wajib kita membantu. Semoga air mata mereka menjadi bahagian hidup kita. Mari saudaraku rasakan derita mereka. (Fazri Gayo- Lintas Gayo)
Berita terkait : Banjir Bandang BM