Takengen | Lintas Gayo– Datangnya Presiden RI, Jokowi ke Bener Meriah dalam rangka meresmikan Bandara tipe III, Rembele, bukan hanya Bener Meriah yang sibuk. Namun Aceh Tengah juga disibukkan dengan kehadiran presiden yang “kurang suka dengan protokoler resmi”.
Semula dikabarkan presiden akan menginap. Bila menginap maka Aceh Tengah yang akan menjadi pilihan. Untuk itu Pemda Aceh Tengah mempersiapkan diri, bila presiden menginap. Segala lini untuk menyambut presiden dipersiapkan Aceh Tengah. Rapat persiapan dilaksanakan beberapa kali.
Khairul Asmara, wakil Bupati Aceh Tengah yang mengendalikan persiapan penyambutan itu, kalau presiden juga menjadwalkan kunjungan ke Gayo Lut. Wakil bupati mengambil alih kebijakan penyambutan, karena Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin bersama rombongan melaksanakan umrah.
Spontan kepergian Bupati Aceh Tengah umrah menjadi pembahasan publik. Presiden sebagai orang nomor satu di negara ini datang berkunjung di kampung keduanya (Gayo) justru bupati tidak hadir. Saat presiden bertugas dengan PT KKA, Bener Meriah belum lahir.
Bener Meriah masih masuk dalam administrasi Aceh Tengah. Bener Meriah dan Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara tidak bisa dipisahkan dari Gayo Lut, karena Aceh Tengah adalah induk utama (abang Kul) dari tiga kabupaten yang dilahirkan bersumber dari rahim Aceh Tengah.
Presiden Jokowi saat bertugas di Aceh Tengah belum mengetahui adanya kabupaten Bener Meriah. Namun saat menjadi presiden dan kembali hadir bernostalgia bersama rekan-rekan seperjuangan Jokowi, justru Bupati Aceh Tengah tidak berada di tempat. Tidak hadirnya bupati, kini menjadi pembicaraan publik (LG 001)