Lhokseumawe| Lintas Gayo – Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pembangunan jalan tol Trans-Sumatera untuk wilayah Aceh akan dimulai akhir tahun ini. Tapi untuk mewujudkannya, dibutuhkan peran aktif dari Gubenur Aceh dan seluruh bupati/wali kota, terutama dalam pembebasan lahan.
Hal itu diungkapkan Kepala Negara saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Kamis (2/6) pagi.
Menurut Jokowi, untuk pembangunan tol Trans-Sumatera, di wilayah Lampung sudah mulai dikerjakan sejak setahun lalu. Dia berharap, pembangunan tol Aceh bisa dimulai akhir tahun ini, sehingga dari arah barat dibangun, dari timur pun dibangun. Lalu, nantinya bersambung di tengah-tengah.
Begitupun, Presiden Jokowi mengharapkan agar pembangunan tol bisa segera dimulai di Aceh tahun ini. Untuk itu, perlu ada peran aktif dari gubernur, bupati, dan wali kota di provinsi.
Dana untuk pembebasan lahan, kata Jokowi, dibiayai oleh pusat. Namun, pemerintah daerah diharapkan perannya aktif mengimbau dan mengajak masyarakat agar mau melepaskan lahan yang akan dijadikan lintas tol. “Andaipun duit ada, tapi tidak bisa dikerjakan karena terhambat pembebasan lahan, ya sama saja,” jelasnya.
Menurutnya, persoalan yang sering timbul di lapangan selama ini adalah pembebasan lahan untuk pembangunan, baik itu untuk jalan tol, pelabuhan, pembangkit tenaga listrik, maupun untuk bandar udara (bandara). Terhambatnya persoalan ini, imbuh Jokowi, karena pemimpinnya tidak mau berbicara dengan rakyat. Seharusnya, rakyat didekati dan diberi pengertian apa manfaat pembangunan tersebut.
“Pengalaman saya masalah ring road di Jakarta. Sudah 14 tahun terhenti pembangunannya, padahal hanya tinggal 1,5 kilometer lagi. Hal ini akibat 143 keluarga tak mau pindah. Namun, saat saya memimpin Jakarta, saya lakukan pendekatan, diberi pengertian dan penjelasan tentang pembangunan tersebut. Hasilnya, empat bulan selesai dikerjakan,” jelasnya.
Presiden juga menyinggung bahwa setiap provinsi atau kabupaten/kota yang dia kunjungi, persoalan yang dihadapai warganya semua sama, yakni kekurangan arus listrik. Oleh karenanya, terus dicarikan solusi dengan cara membangun PLTMG seperti yang diresmikan kemarin.
“PLTMG adalah upaya untuk mengatasi kekurangan arus listrik di Aceh. Untuk bisa dioperasikan, pembangunan rekonstruksinya tiga bulan dan mesinnya membutuhkan waktu hanya enam bulan,” ujarnya.
Tapi, menurut Jokowi, dengan selesainya PLTMG berkapasitas 184 MW itu, maka masih ada pembangunan PLTMG lanjutan yang berkapasitas 250 MW lagi, sehingga Aceh tak kekurangan energi listrik lagi. Apalagi sudah dibantu dengan pembangunann pembangkit listrik mikro di sejumlah titik, seperti Peusangan dan Seulawah.
Apabila energi listrik sudah mencukupi di Aceh, kata Jokowi, maka peluang pengusaha untuk berinvestasi di sini akan terbuka lebar. “Orang mau bangun hotel di Aceh, namun saat dia tahu arus listrik kurang, ya tidak jadi. Investor mau membangun pabrik, meskipun bahan bakunya ada, tapi energi listrik kurang, pasti tetap tidak jadi. “Dengan cukupnya tenaga listrik di Aceh nantinya, maka akan sangat berpeluang lahirnya industri-industri yang akan membuka lapangan kerja, sehingga masyarakat Aceh bisa sejahtera,” ungkapnya.
Presiden Jokowi juga berkomitmen bahwa sejumlah proyek vital yang sudah terbengkalai puluhan tahun di Aceh akan dihidupkan kembali, seperti PT Kertas Kraft Aceh (KKA), PT Aceh Aceh Fertilizer (AAF) dan juga memaksimalkan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Presiden mengaku telah menyampaikan hal ini kepada Gubernur Aceh dan berdiskusi dengan Menteri BUMN agar bisa segera dicarikan solusinya. Untuk PT PIM dan AAF nantinya akan masuk PT Pupuk Indonesia. Sedangkan mengenai PT KKA akan ada pembicaraan dalam waktu dekat antara Gubernur Aceh, Menteri BUMN, dan pihak investor.
Jokowi bersama rombongan kemarin terbang dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh naik pesawat CN 295 milik TNI. Mendarat di Bandara Malikussaleh Aceh Utara sekitar pukul 09.00 WIB. Menggunakan jalur darat, Presiden dan Ibu Negara Iriana Jokowi menuju lokasi peresmian PLTMG.
Selesai acara peresmian dan peninjauan PLTMG kemarin, Presiden dan rombongan kembali menuju Bandara Malikussaleh. Dalam perjalanan, Presiden sempat berhenti dan membagikan buku, kaos, dan souvenir lainya kepada masyarakat. Dari Bandar Malikussaleh, Presiden Jokowi langsung terbang ke SIM, lalu menuju Gorontalo.
Sementara itu, puluhan mahasiswa dari Lhokseumawe dan Aceh Utara yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat Aceh berkumpul kemarin untuk menggelar aksi damai. Namun, karena belum ada izin, demo tersebut gagal.
Kepada Serambi juru bicara mahasiswa mengatakan bahwa mereka hanya ingin meminta kepada Presiden Jokowi untuk merealisasikan butir-butir MoU Helsinki dan turunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA). Demikian pula Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden sebagai turunan UUPA.
Mahasiswa juga meminta agar Presiden RI mengaudit kinerja PLN. “Kita juga berharap agar Jokowi memberikan perhatian khusus terhadap krisis listrik yang bekerpanjangan di Aceh,” ujar Koordinator Aksi Mahasiswa, Haris dan Zahri Abdullah, mahasiswa Unimal. (bah/jaf/ Serambi Indonesia)