Takengen| Lintas Gayo – Usai istirahat sholat Ashar, Jumat (28/10/2016), Penyampaian visi dan misi calon Bupati Aceh Tengah periode 2017 – 2022 dilanjutkan.
Sesuai dengan Nomor urut Pasangan Calon, nomor urut 2, pasangan Muchsin – Taufik memaparkan Visi dan Misi dan sasaran pembangunan. ” kita akan mewujudkan masyarakat yang sejahtera, bermartabat, berkarakter, sehat, cerdas yang ber-akhlakul Karimah melalui pendidikan dan pengentasan kemiskinan dan penegakkan syariat Islam”. Ujar ketua DPRK Aceh Tengah ini.
Muchsin juga menyampaikan pentingnya peningkatan sarana dan prasarana, baik pendidikan, juga kesehatan dan ekonomi. ” Peningkatan sarana infrastruktur pada sentra – sentra ekonomi rakyat, khususnya petani dan pedagang, akan menjadi salah satu fokus perhatian kamj”, sambungnya.
Secara tata kelola pemerintahan, Muchsin memaparkan terbentuknya pemerintahan yang bebas KKN (korupsi kolusi dan nepotisme), adalah sasaran yang harus terwujud. ” Mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel serta professional, menjadi sasaran yang layak diperjuangkan”, tegas Muchsin.
Dalam bidang ekonomi, khususnya kopi, muchsin mengatakan, ” akan memperpendek mata rantai perdagangan kopi, membangun ‘dry port’, serta sistem resi gudang adalah upaya yang memungkinkan”, kata Muchsin.
Disisi lain upaya peningkatan kualifikasi pendidikan dan mutu pendidikan keislaman juga akan menjadi perhatian. “Pembangunan sarana Dayah akan dilakukan secara merata, disilain upaya penegrian Universitas Gajah Putih adalah salah satu target kita bersama”, papar tokoh muda ini, yang juga jebolan master dari USU Medan.
Sebagai sebuah daerah yang berpotensi wisata alam, Muchsin juga memaparkan bila nantinya terpilih, akan membangun masjid terapung untuk wisata islami dan juga kereta gantung di pantan terong. ” Pembangunan masjid terapung dan kereta gantung di pantan terong akan kita bangun kedepan sebagai sarana penunjang wisata islami”.
Dalam menutup paparannya, Muchsin-Taufik Taufik juga menegaskan rasa aman dan ketentraman merupakan modal dasar dalam pembangunan. Hal itu dilakukan dengan menjaga dan mengisi perdamaian Aceh. “Rasa aman dan damai adalah kebutuhan kita bersama”, tutup Muchsin. ( LG 008/yhr/a2t)