MTsN Bintang Didik Muridnya Bersahabat Dengan Alam

Takengen | Lintas Gayo- Untuk menanamkan rasa kepedulian dan kecintaan terhadap alam, Kepala Sekolah MTsN Bintang Drs, Riswan Baseri, terpanggil untuk mendidik anak muridnya, agar bersahabat dengan alam, menjaganya dan menjadikan bahagian dari hidup.

Untuk itu pihak MTsN Bintang, membentuk organisasi siswa pecinta alam (Sispala) organisasi ini akan diresmikan pada Minggu (21/1/2017) ini. Membiasakan hidup dengan alam agar dicintai, tentunya para siswa harus dilatih, sebut  Riswan.

“Ini adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga alam kita ini. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa alam kita ini telah mengalami kerusaka.  Sehingga terjadi yang namanya pemanasan global, perubahan iklim dan efek lain yang berdampak negatif bagi manusia,” kata Riswan.

Menurut kepala MTsN Bintang ini, Sispala merupakan  salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah,  yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan rasa cinta terhadap alam dan lingkungan disekitar kita kepada pelajar sejak dini. ” Dari rasa cinta ini diharapkan timbul niat untuk menjaga dan melesatarikan alam,”jelasnya.

pria yang lebih akrab di sapa Riswan ini,  menyebutkan, aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim semakin hari semakin meningkat. Dampak buruknya  sangat luar biasa. “Perubahan iklim membuat petani menjadi binggung untuk melakukan budidaya pertanian dan bisa saja memicu peningkatan hama dan penyakit tertentu. Akibatnya bisa saja terjadi krisis pangan karena gagal panen. Ini hanya salah satu dampak yang mungkin tidak diketahui oleh kebanyakan orang,” katanya.

Menjadi sangat penting menurutnya adalah mencetak sebuah generasi yang memiliki pemikiran bagaimana menjaga dan menyelamatkan alam. Generasi yang memiliki kesadaran untuk menjaga keberlanjutan alam, karena akan ada generasi berikutnya. “Minimal kesadaran itu dibangun dari diri sendiri, dari lingkungan yang kecil, tapi bisa disebarkan dan bisa pula berdampak lebih luas. Contoh kongkritnya misalnnya tidak membuang sampah sembarangan atau membuang sampah pada tempatnya,”.

Terkait hal itu pula menurutnya, ia bersama sejumlah dewan guru bersepakat untuk menjadi lingkungan sekolah yang dipimpinya menjadi sekolah yang hijau dan asri. Lingkungan sekolah yang hijau dan asri menurutnya akan sangat mendukung proses belajar mengajar di sekolah.

“Kita diamanahkan oleh pemerintah untuk menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan atau sekolah wiyatamandala. Oleh karena itulah kita juga ingin menerapkan konsep go green school,”tegasnya.

Untuk mewujudkankan impian agar MTsN Bintang menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan,   pembina Sispala MTsN Bintang  melakukan komunikasi dengan para alumni  Mahagapa  dan FPTI Aceh Tengah yang kini telah berdomisili di Takengen.

“Alhamdulillah banyak alumni Mapala pencinta Alam Gajah Putih yang sekarang sudah menetap di Bintang yang merespon baik hal ini. Mereka mau datang dan berbagi ilmu dan pengalaman dengan para anggota Sispala dari sekolah ini. Ini tentu patut kita syukuri dan jadi motivasi yang luar biasa bagi kami para dewan guru,”ujar Armi Riski, SPd , guru Pembina Sispala MTsN Bintang.

Menurut Amri Riski, sebenarnya apa yang akan dipelajari dan diterima anggota Sispala terdapat juga dalam kegiatan ektrakulikuler pramuka. Namun kegiatan Sispala lebih spesifik. Para anggota Sispala, selain akan mendapatkan pengenalan tentang Kepencinta alam, juga akan dibawa langsung ke alam.

“Jadi tidak hanya teori, namun mereka juga akan dibawa kea lam untuk kegiatan out bond misalnya atau kegiatan lain,”jelasnya. Yang terpenting menurut Armi adalah bagaimana menanamkan rasa cinta terhadap alam. “Kalau sudah ada rasa cinta, selanjutnya akan mengalir seperti air,”ujarnya.

Abdullah, alumni  MAHAGAPA , saat ditanya di Bintang tentang program itu, menjelaskan, pengenalan terhadap kepencinta alaman yang disandingkan dengan konsep go green school dapat dengan mudah dilakukan oleh para siswa.

“Minimal dimulai dengan melakukan penghijauan di lingkungan sekolah. Kalau lingkungan sekolah hijau oleh tanaman, maka akan terasa sejuk, indah dan akan berdampak pada proses belajar siswa. Melihat sekolah yang asri, siswa yang belajar akan terasa lebih fresh terus, para gurunya juga akan semangat. Kata kuncinya, untuk menyelamatkan alam dan bumi ini, mari kita mulai dari diri sendiri,”pungkasnya. (Kayu Kul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.