Takengen | Lintas Gayo- Situs prasejarah di Loyang Mendale, Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah mulai diminati pengunjung. Bukan hanya warga, tetapi juga pelajar, seiring digelarnya Rumah Peradaban Gayo di tempat itu selama beberapa hari.
Selain hasil temuan para arkeolog, berupa kerangka manusia purba, juga ditampilkan pola menganyam tikar dan juga pembuatan keni (kendi) Gayo yang dibuat secara tradisional. Lokasi itu ditemukan oleh arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Medan, Sumatera Utara dengan penelitian selama beberapa tahun.
Para pelajar yang mengujungi situs, selain melihat hasil temuan, juga bisa melihat langsung bagaimana cara menganyam tikar tradisional, tali jangkar atau tali yang digunakan untuk mengangkat kayu, serta keni Gayo. Para pelajar, tersebut mengamati, bahkan langsung mempratekkan cara membuat alat-alat tradisional Gayo.
Seorang arkeolog dari Balar Medan, Sumatera Utara, Dr Ketut Wiradnyana, kepada Serambi, Sabtu (25/3) mengatakan kegiatan Rumah Peradaban Gayo telah dikunjungi ratusan pelajar secara bergantian untuk melihat dan bertanya langsung tentang hasil penelitian para arkeolog. “Kemarin, sekitar 200 pelajar yang datang kemari dan hHari ini, ada juga dari salah satu SMP,” katanya.
Dia menjelaskan even Rumah Peradaban Gayo, juga untuk mengenalkan metode penelitian arkeologi, merekontruksi kebudayan masa lalu dan membandingkan dengan saat ini yang ada di Gayo. “Artinya, dari hasil penelitian, ada kesamaan budaya masa lalu dengan saat ini, seperti gerabah dan tembikar yang digunakan masa lalu masih dipakai sampai saat ini,” ujarnya.
Dilansir sebelumnya, Wakil Bupati Aceh Tengah, Drs H Khairul Asmara membuka secara resmi pekan Rumah Peradaban Gayo di Gedung Ummi, Pendopo Bupati Aceh Tengah, Takegon pada Senin (20/3). Kegiatan yang akan berlangsung selama beberapa hari ini untuk mengenalkan hasil penelitian arkeologi di Loyang Ujung Karang dan Loyang Mendale, Kecamatan Kebayakan.
Sejumlah anggota Forkopimda bersama Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Drs I Made Griya, dan Kepala Balai Arkeologi (Balar), Sumatera Utara, Baskoro Daru Tjahjono turut hadir. I Made Griya mengatakan, kegiatan Rumah Peradaban Gayo ini bisa menjadi salah satu destinasi pendidikan. Apalagi, temuan yang ada di Loyang Mendale akan menjadi sarana bagi kita untuk mempelajari kultur masyarakat Gayo.
“Rumah Peradaban Gayo mengupas tentang temuan di Ceruk Mendale, sebagai peradaban masa lalu, masyarakat Gayo,” kata I Made Griya. Dia menambahkan, temuan itu beraneka ragam dari sisi budaya, sehingga bisa mengungkap dan mencintai situs Loyang Mendale, serta mengajak masyarakat serta siswa untuk ikut mengunjungi lokasi temuan tersebut, sebagai destinasipendidikan.(my/Serambi Indonesia)