by

Karya Hayao Miyazaki dan Doa Kebel di Gayo

Oleh Win Wan Nur

Ketika mengobrol dengan Aiko dan Erika, kami juga membicarakan Film. Mereka berdua tampaknya sangat bangga dengan film buatan negara mereka. Mereka bertanya apakah aku mengenal beberapa film Jepang. Tentu saja aku mengenalnya, kusebut saja’ Lion Man’, ‘Megaloman’, ‘Voltus V’ dan ‘God Sigma’ yang merupakan film-film favoritku sewaktu masih kecil dulu. Dulu di Tekengen, sekitar pertengahan 80-an film-film dalam format VHS itu kutonton di layar kaca dengan bantuan video player.

Oh..kata mereka sambil bertepuk tangan, mereka sangat senang karena
aku mengenal film-film dari negara asal mereka.

Mereka bertanya lagi, itu kan film-film zaman dulu, bagaimana film
zaman sekarang.  Kusebut aku adalah penggemar berat film-film karya
Hayao Miyazaki, sutradara film kartun Jepang yang terkenal dengan
studio Ghibli-nya.  Lalu kusebut beberapa judul yang menurutku
merupakan  karya terbaik Hayao Miyazaki, seperti ‘Princess Mononoke’,
‘Spirited Away’ dan’ Nauticaa in The Valley of The Wind’. Ketika itu
semua kusebut mereka lebih senang lagi karena mereka berduapun
ternyata adalah penggemar berat Miyazaki.

Aku menyukai film-film karya Miyazaki, karena film-film karya Miyazaki
ini sangat manusiawi. Di Filmnya Miyazaki tidak pernah menggambarkan
baik dan buruk dengan cara hitam putih. Tokoh antagonis di setiap film
karya Miyazaki selalu merupakan sosok yang ambigu. Jahat di satu sisi
tapi tetap punya kelembutan di sisi lain.

Dari semua film Miyazaki yang pernah kutonton, Spirited Away atau
dalam bahasa Jepang adalah yang paling berkesan bagiku. Film ini
semacam Alice in Wonderland dalam versi Jepang dan diangkat
berdasarkan cerita-cerita dan mitos yang tumbuh di Jepang. Film ini
bercerita tentang sebuah dunia para arwah yang dikuasai oleh seorang
penyihir bernama Yubaba yang menjalankan bisnis pemandian untuk para
dewa.

Yang menjadi pekerja di Pemandian milik Yubaba adalah siapapun orang
yang masuk ke dunia itu tanpa izin lalu arwahnya akan menjadi tawanan
Yubaba. Ketika masuk ke tempat itu para pendatang tanpa izin itu akan
melihat banyak warung makan tanpa penjaga. Beberapa dari mereka yang
rakus akan memakan makanan-makanan itu tanpa izin dari pemiliknya dan
akan berubah menjadi babi.

Yang tidak ikut memakan tapi terlanjur masuk ke wilayah itu akan
menjadi tawanan Yubaba dan dipekerjakan  di tempat pemandian untuk
para dewa yang dia kelola. Saat akan dipekerjakan, Yubaba mengambil
nama asli calon tawanannya. Lalu oleh Yubaba mereka diberi nama baru
sehingga mereka tidak ingat lagi nama aslinya. Dan merekapun selamanya
menjadi tahanan Yubaba.

Plot utama cerita ini adalah persahabatan antara seorang anak
perempuan bernama Sen dan Naga jantan bernama Haku . Keduanya menjadi
tawanan Yubaba.

Sen menjadi tawanan karena ikut orang tuanya ke tempat itu. Orang
tuanya yang kelaparan tidak mendengarkan peringatanSen, berubah
menjadi babi. Sementara Haku menjadi tawanan Yubaba karena mendatangi
sendiri Yubaba untuk mempelajari ilmu gaib. Keduanya menjadi tawanan
Yubaba dan hanya Yubaba sendiri yang tahu nama asli mereka.

Mitos di Jepang tentang kemampuan menguasai orang lain dengan
mengetahui nama asli ini sangat menarik perhatianku, karena mitos atau
kepercayaan yang sama juga berlaku di Gayo tempat asalku.

Banyak mantra-mantra kuno dan ilmu-ilmu gaib di Gayo juga mengandalkan
pada kemampuan menguasai nama asli ini. Misalnya mantra untuk
mendapatkan kekebalan, yang di Gayo kami sebut ‘Doa Kebel’.

Kunci keberhasilan dari mantra ini adalah dengan mengetahui nama asli
besi. Sehingga dengan begitu besi bisa dikuasai oleh orang yang
mempelajari mantra itu atau orang yang ‘mununtut doa’ dalam bahasa
Gayo.  lalu diapun akan menjadi kebal.

Dengan berkembangnya Islam di Gayo, mantra-mantra kuno ini kemudian
disesuaikan dengan tradisi dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan
cerita-cerita dalam kebudayaan Islam. Tapi meskipun telah memasukkan
unsur kebudayaan Islam, adanya nama asli dari objek yang akan dikuasai
tetap tinggal, meskipun nama itukadang sudah disesuaikan dengan
tradisi islam.

Contoh Mantra yang mengandalkan pada penguasaan nama asli ini misalnya
dapat kita perhatikan dalam ‘Mantra Kekebalan’ atau di Gayo kami sebut
‘Doa Kebel’ di bawah ini.

He besi……………………………………… Hai Besi
Ya buduhu ya Rasuluhu………………. Ya buduhu ya Rasuluhu
Sawa tubuhku dengan besi………… Bersatu tubuhku dengan besi
Kun kata Allah…………………………….Kun kata Allah
Payakun kata Muhammad…………..Payakun kata Muhammad
Hukumtumhu sujud ko ku Tuhen…..HukumNya kepadamu sujud kamu kepada Tuhan

He ta Asan…he ta Usen…………….. Hai kamu Hasan…Hai kamu Husin
Zat Laksin namamu Besi……………..Laksin adalah saripati nama aslimu.
Hip nama Ibumu…………………………Hip nama Ibumu
Kun Kata Allah……………………………Kun Kata Allah
Payakun kata Muhammad………….Payakun kata Muhammad
Hukumtumhu……………………………….HukumNya kepadamu

Setelah pembacaan ini orang yang mununtut doa kebel di Gayo biasanya
akan melakukan beberapa ritual lain seperti puasa mutih (tidak makan
nasi) dan diakhiri dengan melakukan ‘Kalut’ yaitu mandi di
persimpangan air sungai. Membersihkan semua leubang ditubuhnya dengan
air dalam masa ber’kalut’ itu orang itu akan merapalkan lagi tentang
asal usul dan nama asli besi.

Di bawah ini bacaan saat ‘Kalut’ yang langsung saya terjemahkan ke
dalam bahasa Melayu.

Aku mandi di muara sungai berhud.
Zuru namanu besi.
Ketika kamu menjadi besi Abillah namamu.
Ketika pada awal kamu diciptakan.
Haram bagimu mencelakakanku besi.
Kalau kamu mencelakakanku, Allah taala akan malu padamu.

Wassalam

Win Wan Nur
www.winwannur.blogspot.com

Comments

comments