Siapa Plt Bupati Bener Meriah?

Setelah Ahmadi terjerat hukum, Bener Meriah masih belum lepas dari gonjang ganjing. Suhu politik di sana naik. Kini persoalanya seputar Plt bupati di negeri lembah merapi ini.  Tgk Syarkawi, wakil Bupati sudah menjabat sebagai Plt Bupati. Namun kini muncul isu berkembang di masyarakat, siapa Plt Bupati Bener Meriah? Tgk Syarkawi atau Tgk. Bahar?

Mengapa nama Tengku Bahar muncul kepermukaan, padahal yang bersangkutan tidak masuk dalam sistem pemerintahan. Tengku Bahar (ketua PKB disana) diangkat plt Bupati sebagai tim pemantau pembangunan.

Dari berbagai informasi yang berhasil dihimpun media ini, tengku Bahar ada kalanya mendapat tugas khusus dari Plt Bupati. Perananya “terbilang” besar. Dinas dinas di sana bagaikan “dikontrol” tim pemantau ini.

Berbagai program harus melalui tengku ini. Isu tentang keterlibatan tengku Bahar sudah berlangsung lama. Bahkan disebut-sebut, peranan tengku ini sangat besar dalam mengutak atik siapa “kabinet” Syarkawi dalam menggerakan pembangunan di sana.

Bagaikan api dalam sekam, muncullah spanduk yang mempertanyakan siapa sebenarnya Plt Bupati Bener Meriah, Tgk Syarkawi atau tengku Bahar. Spanduk yang naik diperempatan kota Redelong, pada selasa (11/12/2018) walau tidak berlangsung lama, namun kini menjadi pembahasan.

“Saya juga terkejut ketika mendapat kabar ada spanduk yang  naik,” sebut Sarhamija, anggota DPRK Bener Meriah, ketika dialeksis meminta tanggapanya, Kamis (13/12/2018). “Peranan yang bersangkutan selama ini memang sudah menjadi perbincangan”.

“ Di eksekutif itu ada dinas, ada staf ahli, semuanya berperan sesuai bidangnya, seharusnya orang diluar sistem tidak mempengaruhinya. Dewan pernah menanyakan tentang peranan orang yang diangkat melalui SK Bupati ini. Silakan saja dipantau sesuai dengan tugasnya, namun jangan mencampuri urusan kepala dinas, urusan staf ahli,” sebut Sarhamija.

“Kami  dari dewan mempertanyakan status tengku Bahar. Apakah masih sebagai pengurus partai atau tidak. Mengapa urusan pemerintah mau  dicampuri. Namun jawabanya tidak lagi sebagai  pengurus partai. Tetapi, kenyataanya  berkas partainya dalam pengusulan caleg ke KIP, masih dia yang tanda tangani. Inikan pembohongan publik,” kata Sarhamija.

“Silakan saja bupati mengangkat siapapun untuk membantu tugasnya, namun wewenangnya harus jelas. Tidak mencampuri urusan pemerintahan. Semuanya ada aturan main,” katanya, namun Sarhamija mengakui terkejut ketika ada spanduk yang mempersoalkan siapa sebenarnya Plt Bupati Bener Meriah.

Sementara itu, Tgk. Syarkawi, Plt Bupati Bener Meriah, ketika dikonfirmasi dialeksis.com,  seputar peran Tgk. Bahar, Syarkawi  menjelaskan, tidak ada pihak yang mengintervensi roda pemerintahan di Bener Meriah.

“Semuanya berjalan normatif, masih sesuai dengan ketentuan. Tidak ada pihak yang mengintervensi. Kalau ada pihak yang diperbantukan untuk kelancaran tugas tugas pemerintahan, semuanya masih dalam koridor, sesuai dengan mekanisme,” sebutnya.

Hampir setiap daerah ada yang dipercayakan (pihak luar sistem) membantu kelancaran tugas pemerintahan yang di SK kan secara resmi. “ Gubernur misalnya, juga meminta tenaga ahli untuk membantu tugasnya, seperti juru bicara Kantor Gubernur Aceh. Semuanya ada aturan mainya,” sebut Tgk. Syarkawi.

“Demikian di Bener Meriah, ketika ada tugas yang ada kalanya membutuhkan pihak lain, tidak ada salahnya kita berdayakan. Dengan catatan semuanya dalam literatur ketentuan yang jelas. Insya Allah sampai saat ini  semuanya normal, tidak ada yang menyetir saya dalam menjalankan roda pemerintahan,” sebut bupati.

Syarkawi berharap, dalam membangun Bener Meriah, rasa kebersamaan yang harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Bila ada persoalan kecil tidak harus dibesarkan. Bila ada persoalan, mari sama sama diatasi. Semuanya untuk negeri ini, katanya.

“Insya Allah dengan kebersamaan kita, Bener Meriah akan mampu mengembangkan dirinya. Apalagi Bener merupakan negeri yang subur, dengan hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah. Kalau kita bahu membahu, semuanya akan berjalan dengan baik,” sebut Syarkawi.

Persoalan naiknya spanduk di perempatan kota kabupaten adiknya Aceh Tengah ini, masih menjadi pembicaraan.  Walau spanduk itu sudah diturunkan, namun berbagai komentar masih bermunculan, apalagi dalam tahun politik ini. Foto spanduk itu tersebar. Apakah kalau tidak ada api akan memunculkan asap?  (Bahtiar Gayo/Dialeksis.com)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.