Redelong| lintasgayo.com – Pacuan kuda tradisional Gayo yang menuai kritikan dari para netizen di media sosial.
Beberapa kritikan Netizen dimedia sosial yang paling menohok adalah tentang adanya praktek judi di lapangan, tidak adanya penerangan di Mushala yang berada di belakang Tribun, dan kegiatan tidak sesuainya tarif parkir di tiket dengan yang diminta oleh petugas parkir
Kepada media ini Senin 03/02/20 Kabag Humas dan Protokoler Wahidi.S.Pd.MM memberikan tanggapan.
Ini penjelasan lengkap yang disampaikan kepada media lintasgayo.com
Perlu kami sampaikan beberapa hal yang tentunya hal ini nantinya dapat memberi pencerahan dan pemahaman terhadap seluruhnya,sehingga masyarakat kita tidak lagi disuguhi dengan informasi ataupun berita Hoaks sehingga berdampak negatif terhadap pembangunan di Kabupaten Bener Meriah.
Pelaksanaan Pacuan kuda dalam rangkaian Gami-Fest 2020 oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah merupakan hiburan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Terhadap kelemahan disana sini bukanlah sesuatu yang disengaja.
Contoh seperti adanya sampah yang berserakan membuat pandangan mata tak nyaman, ini merupakan tingkat kesadaran pengunjung terhadap kebersihan masih perlu kita tingkatkan.
Kemudian, apakah ini merupakan kesalahan panitia pada seksi kebersihan, tentu ini tidak fair, kebersihan adalah tanggung jawab kita bersama dan seharusnya kita jaga bersama termasuk orang yang membuat status dalam facebook bertanggung jawab terhadap kebersihan ini.
Selanjutnya menyangkut pungutan liar terhadap parkir yang telah ditentukan, sampai saat ini tidak ada kita temukan yang katanya tertulis 10.000 dibayar 20.000, ini juga harusnya disikapi secara profesional dan bijak, tentu kalau benar ini terjadi sudah masuk kedalam pemerasan atau penipuan.
Terkait dengan hal tersebut seharusnya “korban” melaporkan kepada pihak berwenang bukan malah ke dunia maya yang banyak corak orang menterjemahkannya, yang pada ujung ujung ini bisa menjadi Fitnah terhadap panitia dan Pemerintahan pada umumnya.
Disisi yang lain masih dalam rangkaian Gami-Fest, permasalahan judi juga sudah kita sampaikan beberapa waktu yang lalu, bahwa perjudian ditempat terbuka tidak ada ditemukan, nah kalau memang ada yang melihat dilakukan ditempat tertutup, harusnya ini dilaporkan kepada pihak yang berwajib agar diproses.
Pertanyaannya kenapa harus diviralkan melalui media sosial, kalau diviralkan dimedia sosial apakah masalah nya selesai? Tentu tidak, akan tetapi bila dilaporkan ke pihak terkait pastinya akan ditindak sesua Undang undang yang berlaku.
Kemudian terkait dengan pembangunan tribun pacuan kuda, ini juga butuh proses, pemerintah terus berupaya memberikan yang terbaik untuk rakyat, pembangunan dilakukan bukan secara “bin salabin” semua butuh proses, butuh anggaran dan lain sebagainya.
Sementara masalah tempat Sholat dan WC, miris rasanya ketika hal ini saja dibahas didalam media sosial, panitia telah menyiapkan tempat sholat di tengah lapangan pacuan kuda dengan ukuran lebih kurang 7×15 meter yang artinya cukup untuk tempat shalat berjamaah.
Demikian juga halnya untuk tempat wudhu dan ke kamar kecil panitia tidak ada memungut biaya sedikitpun, dikarenakan ini memang salah satu upaya pemerintah memberi yang terbaik untuk rakyatnya.
“Kalau yang dikatakan adanya pungutan, itu adalah salah satu jenis usaha jasa dari masyarakat sendiri bukan dari panitia atau Pemerintah Kabupaten Bener Meriah”.
Dalam hal ini bukan mau buang badan atau tidak mau dikritik, kami mengajak kepada siapapun dan masyarakat luas untuk bisa memahami setiap informasi yang masuk, jangan langsung di share hal ini selain berdampak merugikan diri sendiri juga berdampak terhadap kemajuan masyarakat.
Jangan mengikuti gaya orang yang memang hanya mampu mengkritisi tapi tidak memberi solusi ini malah merugikan, “Jangan nodai jerih payah dan keikhlasan Panitia pacuan Kuda dengan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Demikian Wahidi. (Putra Mandala).