Jakarta| lintasgayo.com – Pihak Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Pamuji Lestari Asisten Deputi warisan budaya akan menggelar kajian dalam Pelestarian dan Pengelolaan Warisan Budaya di Dataran Tinggi Gayo-Alas.
Menurutnya terkait dengan kajian ini dilaksanakan sejak tanggal 4 September 2019 sampai dengan 4 Oktober 2019 di Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Tenggara,” kata Pamuji Lestari di Jakarta, Sabtu (15/2/2020)
Dijelaskannya, pemilihan kedua kabupaten ini, mewakili dua kabupaten lainnya di Gayo-Alas, Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, mengingat adanya warisan dunia di kedua kawasan tersebut.
Untuk Kabupaten Gayo Lues terkenal dengan warisan budaya dunia yaitu Saman. Sementara, Kabupaten Aceh Tenggara terkenal dengan warisan alam yang juga sudah mendunia, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser.
“Buku kajian ini berisi tentang permasalahan-permasalahan kebudayaan di Gayo Lues dan Aceh Tenggara,” katanya.
Selain itu, menginventarisasi Objek Pemajuan Kebudayaan dan mendeskripsikan sekaligus menganalisis Permasalahan Pelestarian dan Pengelolaan Objek Pemajuan Kebudayaan di Gayo Lues dan Aceh Tenggara,” sebutnya.
Di samping berisi simpulan dan rekomendasi serta rencana aksi (Pusat dan Daerah) Pelestarian dan Pengelolaan Objek Pemajuan Kebudayaan di Dataran Tinggi Gayo-Alas, ungkapnya.
Dari hasil kajian ini nantinya diharapkan ada aksi nyata terkait Pelestarian dan Pengelolaan Objek Pemajuan Kebudayaan di Dataran Tinggi Gayo-Alas, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh maupun pemerintah kabupaten (Gayo Lues dan Aceh Teggara).
Dalam kajian itu, Kemenko PMK menggandeng konsultan Yusradi Usman al-Gayoni. Selain meneliti dan menulis buku-buku tentang Gayo, Yusradi bersama Fikar W Eda juga merupakan Anggota Tim Pengembangan Kawasan Gayo-Alas dan GAMIFest Kemenko PMK. (Putra Mandala)