Hutan Lindung Gerunte Ditebang, Asir-Asir Terancam Kekeringan dan Longsor

Takengon | lintasgayo.com – Sekitar 2 hektar lebih kawasan hutang lindung Bur Gerunte, Kampung Asir-Asir, Kec Lut Tawar, Aceh Tengah ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Akibatnya, penduduk yang tinggal di kaki bukit barisan dan hutan Leuser ini, terancam kekeringan, longsor, bahkan jika dibiarkan bisa terjadi banjir bandang.

Belum lagi rumitnya kita menghadapi akibat Pandemi Covid 19, pemerintah menginteruksikan kita untuk berdiam di rumah, dan kurangi berinteraksi. Namun, kesempatan ini dipergunakan lain oleh oknum pelaku perambah hutan. Sehingga laju perusakan hutan lindung kian menggila.

“Kami sebagai aparat kampung sedang fokus menghadap antisipasi Covid 19, sehingga kurang memantau ada perusakan hutan lindung. Ini gawat!,” sebut Ampera Kepala Desa Kampung Asir-Asir, Kec Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah kepada wartawan, Senin (11/5/2020).

Vera, panggilan akrab Reje (Kepala Desa) ini sangat menyayangkan sikap pelaku penebangan di hutan lindung di wilayahnya tersebut. Bahkan, diperkirakan seluas dua hektar lebih hutan tersebut sudah ditebang.

“Jika hutan itu rusak, kekeringan, longsor bahkan banjir bandang akan terjadi di wilayah ini,” sebut Vera.

Reje ini mengisahkan, awalnya sekitar bulan Februari 2020, kami mendapati orang mulai menebang di lokasi hutan lindung, sebelumnya mereka tidak pernah melakukan koordinasi dan menanyakan status hutan tersebut kepada kami sebagai aparat, sebutnya.

Saat itu kami datang, penebangan sejenak terhenti, dan kami duduk di lokasi itu, sembari membuka peta wilayah, dan menjelaskan bahwa lokasi yang mereka tebang adalah hutan lindung, kami juga mengingatkan jangan ditebangi, cukup yang sudah terlanjur, kemudian nanti akan diperbaiki (penghijauan).

“Bahkan saat itu kami ditemani oleh dua orang pegawai Dinas Kehutanan. Saya juga sempat meminta kepada dua pegawai tersebut agar memberikan kepada kami batas hutan lindung ini,” Kata Reje Asir-Asir itu, meskipun hingga saat ini Dinas Kehutanan Aceh Tengah belum Juga memberikannya.

Kemudian proses perambahan sesaat berhenti, perhatian kami tercurah menghadapi Covid 19. Tidak diduga pada minggu pertama bulan Ramadhan, ketahuan, bahkan baru diketahui ternyata aksi penebang berlanjut tanpa sepengetahuan kami hingga ke tengah hutan lindung. Sangat disayangkan, sebutnya.

Sempat situasi kampung tersebut ribut, orang di sana hanya berani berbicara sesama mereka, tanpa ada yang berani menghentikan dan melapor kepada aparat hukum. Maklum, karena yang diduga pelaku adalah penduduk desa Itu.

Lalu dibalik itu semua, tabir mulai terungkap. Sejumlah media mulai mengekspose kejadian itu, bahkan media sosial juga ikut meramaikan peristiwa ini.

Barulah kemudian Reje Asir-Asir berkoordinasi dengan pihak Kodim 0106 Aceh Tengah – Bener Meriah. Kemudian atas perintah Dandim, pihak Babinsa mendatangi rumah yang diduga melakukan perambahan hutan tersebut, agar segera menghentikan aksi yang sangat diharamkan oleh aturan ini. (Bersambung/LG010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.