Catatan: Mawardi*
Mencontoh kepemimpinan Rasullulah merupakan hakikat yang tentu sangat didambakan oleh semua khalayak masyarakat seluruh dunia. Sikap lemah lembut yang sangat kental dimiliki oleh beliau tentu bukanlah hal yang mustahil diwarisi oleh umatnya.
Mencari sosok pemimpin hari ini, tampaknya sangatlah sulit. Jangankan sosok pemimpin, mencari calon pemimpin saja sudah amat pelik. Sebab, hari ini kita lebih banyak membaca dan mendengar berita pencitraan tentang kebaikan seseorang yang hendak memimpin.
Namun, kenyataannya pencitraan itu hanya informasi penghibur bagi masyarakat yang tak nyata dalam kehidupan sesungguhnya. Maka, ada baiknya kita lebih berusaha meneladani Rasulullah SAW. Mengapa? Karena beliau adalah sebaik-baik pemimpin. Di samping terjaganya dari segala dosa karena perlindungan Allah SWT, ada beberapa sifat yang bisa kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam masalah kepemimpinan.
Sebagaimana kita tahu, sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, beliau telah menjadi orang yang terpercaya di tengah kaumnya. Gelar al-amin bahkan disematkan kepada beliau yang luar biasa. Maka, kita bisa mencontoh beliau; sebelum menjadi orang besar atau bahkan menjadi pemimpin, kita haruslah dipercaya di tengah masyarakat.
Gelar tersebut bukanlah sekadar gelar, tapi ia penegasan dari salah satu sifat dari empat sifat utama yang ia miliki. Namun, sebelum menjelaskan itu, penulis ingin memberi tahu dan sedikit memberi penjelasan tentang empat sifat utama Rasulullah SAW. Pertama adalah jujur (shidiq). Amanah (amanat), tabligh(Menyampaikan) dan Fathanah (Cerdas).
Mendampakan kepemimpinan Rasul sungguh amat sulit di tengah Modernisasi saat ini, terlebih jiwa jiwa pemimpin saat ini mengalami mental krisis moral dan lebih meniru jiwa premanisme
Premanisme yang lazimnya dipahami adalah manusia yang keras secara pemikiran dan ketinggalan secara intelektual, bahkan akan terjadi baku pukul untuk menyelesaikan masalah
Mental premanisme seperti ini bahkan sering terjadi di tanah Gayo tercinta ini, banyak nya yang tidak menerima kritik adalah baku pukul untuk mencari solusi.
* Penulis merupakan Kabid PTKP HMI Cabang Takengon , Demisioner Presma STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah