Tak Ada Tempat Bermesum di Wih ni Kulus

Wih Ni Kulus |Lintas Gayo : Kawasan wisata Wih Ni Kulus, khususnya yang terletak di sisi kanan arah jalan Takengon menuju Bireuen (Takbir) Kabupaten Bener dipastikan tidak akan aman bagi yang ingin berbuat mesum (khalwat), pesta narkoba dan perbuatan pelanggaran syari’at lainnya.

Hal ini dinyatakan dengan tegas oleh salah seorang pengelola lokasi wisata yang mengandalkan keindahan dan kesejukan kawasan daerah aliran sungai (DAS) Wih ni Kulus, Wahyu kepada Lintas Gayo, Rabu (6/7).

“Kami selalu memantau setiap sudut lokasi wisata ini dan tidak ada tempat yang sengaja kami buat nyaman atau terlindung untuk melakukan mesum,” kata Wahyu disela-sela kesibukannya mengatur parkir kenderaan yang masuk.

Ditanya tentang tarif parkir dan tarif masuk kelokasi wisata yang dikelolanya, Wahyu merincikan untuk kenderaan roda empat dikenakan biaya parkir Rp.10 ribu dan kenderaan roda dua Rp.5 ribu. Sementara untuk masuk kedalam lokasi perorangnya Rp.3 ribu.

“Umumnya yang berkunjung kesini adalah keluarga yang datang dari Sigli, Bireuen, Lhok Seumawe dan dari Dataran Tinggi Gayo, Bener Meriah dan Aceh Tengah sendiri,” ujar Wahyu seraya merincikan rata-rata jumlah mobil yang datang perharinya antara 20-30 unit dihari biasa adan dihari Sabtu dan Minggu 50-60 unit mobil. Sementara untuk roda dua antara 15-20 unit perhari.

Selain sengaja berkunjung, Wih ni Kulus juga menjadi pilihan favorit bagi yang ingin Shalat dan menghilangkan penat bagi pengendara yang melintas di ruas jalan tersebut. “Suasananya tenang, sejuk dan bebas dari pandangan yang gak mengenakkan para muda-mudi sehingga kami kerap mampir disini jika melintas,” kata Nurhayati seorang ibu warga Takengon yang mengaku kerap ke Bireuen untuk sejumlah keperluan.

Berharap Damai Aceh Abadi

Baik Wahyu maupun Nurhayati berharap kondisi damai Aceh bisa bertahan selama-lamanya. “Semoga Aceh selalu senantiasa aman damai. Tidak terulang lagi konflik Aceh,” kata Wahyu yang mengaku agak was-was dengan kondisi perpolitikan di Aceh menjelang penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah yang tahapannya sudah dimulai.

“Jangan karena ingin kekuasaan yang dilakukan oleh individu dan kelompok tertentu, keamanan Aceh jadi terganggu. Tolong perhatikan nasib rakyat kecil seperti kami ini jika konflik terjadi lagi,” ujar Nurhayati.

Selain itu, untuk perluasan jalan Takbir, mereka mengaku bersabar atas terganggunya perjalanan mereka. “Tak masalah perjalanan kita terganggu dalam beberapa waktu kedepan, karena dengan pelebaran jalan ini akan memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat banyak terutama Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireuen,” kata Wahyu yang diamini Nurhayati. (Khalis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.